Breaking News

Negara Diyakini Sebagai Tempat Terbaik Penampungan Pengungsi Dari Kiamat Nuklir

 

Jakarta, reporter.com - Kiamat nuklir adalah skenario yang sangat menakutkan umat manusia. Berkaca dari kejadian di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang banyak orang tidak menginginkan perang nuklir terjadi. Apalagi sampai kiamat nuklir. 

Namun tidak ada yang pasti di dunia ini. Termasuk potensi besar terjadinya perang nuklir. Saat hal itu terjadi maka satu-satunya upaya yang bisa dilakukan adalah menemukan tempat yang paling aman untuk ditinggali. 

Pasalnya dampak yang terjadi dari kiamat nuklir sangat menakutkan. Salah satunya adalah musim dingin panjang akibat pengurangan sinar matahari mendadak atau Abrupt Sunlight Reduction Scenarios (ASRS). 

Dari situ kedua peneliti dari Adapt Research dan University of Otago Wellington, Matt Boyd dan Nick Wilson mencari tahu tempat atau negara-negara yang paling aman dari dampak kiamat nuklir jika memang benar-benar terjadi. Negara-negara itu juga diyakini sebagai tempat terbaik untuk memulai lagi peradaban manusia setelah runtuh karena nuklir.

Dari penelitian mereka diketahui negara-negara di wilayah selatan bumi akan selamat dari dampak kiamat nuklir. Basis itu yang membuat mereka tertarik meneliti 38 negara yang ada di wilayah selatan bumi. Termasuk Indonesia ikut diteliti.

Hasilnya tidak semua negara di wilayah selatan bumi mampu jadi wilayah aman dari bencana nuklir. Bberapa negara yang benar-benar aman adalah Australia , Selandia Baru, Kepulauan Solomons dan Vanuatu. 

Sebenarnya beberapa di Asia Tenggara seperti Indonesia dan Filipina masuk dalam radar. Hanya saja kondisi penduduk, ketidakstabilan politik, dan geografi membuat Indonesia dan Filipina tidak akan mampu untuk menjadi tempat penampungan pengungsi kiamat nuklir dalam jumlah besar. 

"Iklim di Indonesia dan Filipina memiliki dampak yang lebih rendah akibat pernah nuklir. Hanya saja Indonesia memiliki potensi bencana yang sangat besar karena keberadaan gunung berapi besar di dunia Toba dan Tambora," tulis penelitian tersebut.

Kondisi itu yang justru tidak ditemukan di Australia, Selandia Baru, Kepulauan Solomons, dan Vanuatu. Negara-negara tersebut dianggap bisa jadi tempat yang ideal untuk hidup pascakiamat nuklir.

Negara-negara itu diyakini mampu melakukan produksi pangan, swasembada energi, melanjutkan proses manufaktur, serta tempat berlindung ideal dari bencana iklim. Saat ini Australia dan Selandia Baru sudah berhasil jadi produsen pertanian yang kuat. 

Posisi negara mereka juga sangat jauh dari kemungkinan lokasi jatuhnya nuklir di belahan bumi utara. "Australia memiliki kemampuan penyangga pasokan makanan yang sangat besar. Kondisi itu bahkan bisa memberi makan puluhan juta orang pengungsi kiamat nuklir," tulis Matt Boyd dan Nick Wilson. 

Infrastruktur Australia yang relatif baik, surplus energi yang besar, keamanan kesehatan yang tinggi, dan anggaran pertahanan juga sangat membantu untuk hidup nyaman di masa kiamat nuklir. Hanya saja memang Australia memiliki satu faktor utama yang cukup mengganggu yakni kedekatan militer dengan Inggris dan Amerika Serikat.

Di faktor itu, Selandia Baru justru jauh lebih baik. Relasi politik Selandia Baru yang menentang penggunaan nuklir jadi faktor pendukung yang sangat tinggi. 

“Kami memiliki ekonomi ekspor makanan super efisien yang dapat memberi makan warga Selandia Baru berkali-kali lipat hanya dari ekspor,” kata Nick Wilson yang memang datang dari Selandia Baru. (red.bs)
© Copyright 2022 - REPORTER.WEB.ID | Jaringan Berita Reporter Hari Ini