Breaking News

Prabowo Janji Tekan Impor BBM, Begini Caranya



Jakarta, reporter.web.id -  Bakal Calon Presiden RI 2024 Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa dirinya berkomitmen untuk mendukung ketahanan energi RI dengan berupaya menekan impor Bahan Bakar Minyak (BBM).

Bahkan, Prabowo berkomitmen untuk melakukan swasembada BBM.

Prabowo mengatakan bahwa hal tersebut bisa dicapai melalui pemanfaatan BBM yang sumber bahan bakunya bisa diperoleh dari dalam negeri, yakni bioenergi, baik biodiesel maupun bioetanol.

Tak hanya berasal dari dalam negeri, pemanfaatan bioenergi menurutnya bisa turut menekan polusi udara karena lebih ramah lingkungan.

"Bisa menghasilkan energi kita sendiri tidak merusak lingkungan, tidak timbulkan polusi karena ini bio ya. Dan juga kita tidak perlu impor BBM dari negara manapun di dunia," kata Prabowo dalam sambutannya saat hadiri acara Deklarasi Dukungan 'Matahari 08' di Jakarta Selatan, dikutip Senin (16/10/2023).

Dia mengatakan, dirinya mendorong biodiesel lantaran Indonesia merupakan salah satu negara dengan produksi kelapa sawit terbesar di dunia. Biodiesel sendiri bisa dihasilkan melalui tumbuhan kelapa sawit.

"Hebatnya swasembada BBM dari energi terbarukan, dari mana? Kita sekarang produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Produksi kita mungkin 25 juta ton sekitar itu. Kebutuhan kita 6-7 juga untuk minyak goreng, sisanya bisa kita pakai untuk solar," ucap Prabowo.

Selain itu, Prabowo juga mengatakan bahwa kini Indonesia sudah memulai pemanfaatan bioetanol yang dicampurkan pada bensin, seperti BBM Pertamax Green 95 yang telah dijual PT Pertamina (Persero).

Dia mengatakan, nantinya pihaknya akan menanam tebu dalam jumlah besar sebagai bentuk dukungan program bioetanol yang menjadi campuran bensin. Pasalnya, bioetanol tersebut bisa berasal dari tebu.

"Ternyata, kita bisa bikin bensin Pertamax dan sebagainya dari etanol dan etanol kita bisa dapat dari mana? Dari tebu, bioetanol dari tebu dan rencana kita kita akan tanam tebu dalam skala yang besar jadi kita potensi 100%," jelas Prabowo.

Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat impor Bahan Bakar Minyak (BBM) RI tiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Impor BBM jenis bensin melonjak dari yang semula di kisaran 123 juta barel pada 2015, naik menjadi 138 juta barel pada 2022.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan guna mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar impor serta untuk mencapai ketahanan energi nasional dan mendukung pembangunan berkelanjutan, maka pemerintah telah mempromosikan sumber energi lokal yang berkelanjutan dan mudah diakses seperti biofuel.

"Penerapan program biofuel juga dimaksudkan untuk menurunkan emisi hingga 31,9% di bawah BAU pada tahun 2030," kata dia dalam acara Sustainable Mobility: Ethanol Talks 2023, Senin (9/10/2023).

Selain itu, pemanfaatan biofuel juga untuk mendukung perekonomian dalam negeri yang berbasis pertanian, kemudian untuk memenuhi target 23% pangsa energi terbarukan di Nasional Bauran Energi pada tahun 2025, dan menghemat devisa serta menjaga defisit transaksi berjalan.

Menurut Arifin, pemerintah sendiri telah menetapkan program wajib pengembangan bahan bakar nabati melalui Peraturan Menteri pada tahun 2015. Program bahan bakar nabati di Indonesia mencapai tonggak sejarah yang signifikan pada tahun 2008 dengan menerapkan pencampuran 2,5% bahan bakar diesel.

"Sejak saat itu, kecepatan pencampuran secara bertahap meningkat. Pada akhirnya, mulai Februari 2023, kami telah menerapkan mandatory B35 secara nasional," kata dia.

Meski demikian, untuk program bioetanol belum dilaksanakan secara berkelanjutan. Adapun pada periode 2008-2009 dan 2015-2016, pencampuran bioetanol dilakukan dalam skala kecil dan lokasi terbatas.

"Program ini sebagian besar harus dihentikan karena tingginya biaya bahan baku, bahan baku yang tidak berkelanjutan, insentif yang tidak tersedia, dan terbatasnya infrastruktur pendukung," kata dia.(red.NR)

© Copyright 2022 - REPORTER.WEB.ID | Jaringan Berita Reporter Hari Ini