Kediri, reporter.web.id – Cuaca ekstrem yang belakangan ini melanda wilayah Kediri bukan hanya berdampak pada sektor pertanian, namun juga menimbulkan ancaman serius di bidang kesehatan masyarakat. Mulai dari gangguan kulit, demam, hingga meningkatnya risiko penularan demam berdarah dengue (DBD).
Ketua Tim Kerja Meteorologi Publik dari BMKG Stasiun Meteorologi Kelas III Dhoho Kediri, Satria Kridha Nugraha, menjelaskan bahwa fenomena anomali cuaca dapat memperparah kondisi lingkungan sehingga memicu merebaknya penyakit tertentu.
“Perubahan iklim seperti La Nina bisa mempercepat datangnya musim hujan. Ini mengacaukan pola cuaca yang biasanya lebih teratur,” terang Satria.
Menurutnya, perubahan tersebut menyebabkan daya tahan tubuh seseorang mudah menurun akibat kondisi cuaca yang tidak stabil. Selain itu, hujan yang datang lebih awal dan dalam intensitas tinggi menjadi faktor pendukung berkembangnya populasi nyamuk aedes aegypti—vektor utama penyebar virus DBD.
“Nyamuk jenis ini berkembang biak sangat cepat di lingkungan yang lembap, terutama saat curah hujan tinggi,” jelasnya.
Satria memaparkan bahwa apabila curah hujan melebihi 150 mm per bulan dan terjadi selama tiga bulan berturut-turut, maka potensi peningkatan populasi nyamuk menjadi lebih besar. Hal ini menjadikan risiko penyebaran DBD kian mengkhawatirkan, bahkan saat seharusnya memasuki musim kemarau.
“Biasanya musim kemarau itu cenderung kering dan suhunya lebih rendah, jadi perkembangan nyamuk melambat. Tapi kalau anomali cuaca terjadi, hujan bisa saja turun saat kemarau, dan itu membuat kondisi ideal bagi nyamuk untuk bertelur,” imbuhnya.
Karena itu, BMKG mengimbau adanya kerja sama lintas sektor untuk memantau kondisi cuaca dan menyesuaikan langkah-langkah antisipasi penyebaran penyakit.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, khususnya dari sektor kesehatan, untuk menyampaikan prediksi musim hujan dan kaitannya dengan ancaman DBD,” ujar Satria, mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan sejak dini.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi masyarakat terkait langkah-langkah pencegahan seperti menjaga kebersihan lingkungan, menguras penampungan air, dan menggunakan pelindung diri dari gigitan nyamuk.(red.al)
Social Header