SAMARINDA,reporter.web.id – Kalimantan Timur mencatatkan sejarah baru dalam dunia pendidikan Indonesia. Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji mengumumkan bahwa mulai Januari 2026, seluruh mahasiswa di provinsi ini dibebaskan dari pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT), mulai dari semester dua hingga delapan.
“Kaltim menjadi pelopor. Mulai PAUD hingga S3 kami gratiskan. Ini bentuk keberanian dan komitmen kami dalam mendukung akses pendidikan yang merata dan berkualitas,” kata Seno dalam acara Musyawarah Kerja Nasional Fornassosmas BEM se-Indonesia XI di Universitas Mulawarman, Jumat (21/6).
Mahasiswa Tak Hanya Dikritik, Tapi Dianggap Mitra Perubahan
Seno juga menyampaikan bahwa pemerintah memandang mahasiswa sebagai mitra penting pembangunan, termasuk saat mereka menyampaikan kritik atau aksi demonstrasi.
“Penelitian, kegiatan keagamaan, bahkan demonstrasi kami nilai sebagai bentuk pencarian kebenaran. Mahasiswa harus dilihat sebagai subjek penting dalam perubahan,” tegasnya.
Ia mengajak seluruh elemen mahasiswa untuk bersinergi dalam mendukung arah pembangunan, apalagi jika pemerintah berada di jalur yang benar.
“Demo Dulu, Konsep Belakangan? Harusnya Dibalik!”
Sementara itu, Wakil Rektor III Universitas Mulawarman, Mohammad Bahzar, menekankan pentingnya mahasiswa merancang gagasan sebelum melakukan aksi.
“Kadang mahasiswa ini demo dulu, baru mikir konsep. Yang ideal adalah konsep dulu, baru aksi. Itu baru gerakan intelektual yang cerdas,” ujarnya.
Pendidikan Vokasi Butuh Kolaborasi
Kepala Bidang Pembinaan SMK Disdikbud Kaltim, Surasa, menambahkan bahwa kolaborasi antara mahasiswa dan pemerintah sangat dibutuhkan, terutama dalam penguatan pendidikan vokasi.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kami butuh mahasiswa sebagai mitra, bukan hanya pengkritik. Mahasiswa itu penggagas masa depan,” ujarnya.
Surasa menegaskan bahwa mahasiswa punya posisi strategis dalam menyusun kebijakan dan inovasi pendidikan agar lebih selaras dengan kebutuhan dunia kerja dan industri.
Dengan kebijakan ini, Kalimantan Timur bukan hanya menghadirkan pendidikan gratis, tapi juga memperkuat ekosistem pendidikan berbasis dialog, partisipasi, dan kolaborasi antargenerasi. (red.a)
Social Header