Jakarta,    reporter.web.id     - Mark Regev, penasihat senior Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa Israel tidak akan menduduki kembali Gaza, namun berencana untuk mempertahankan kehadiran keamanan di wilayah tersebut.

"Ketika ini selesai dan kami telah mengalahkan Hamas, sangat penting bahwa tidak akan ada kebangkitan kembali elemen teroris, kebangkitan kembali Hamas," kata Regev kepada CNN, seperti dikutip Al Jazeera, Rabu (8/11/2023).

Hal ini disampaikannya menyusul komentar dari Netanyahu pada hari Senin lalu, bahwa Israel akan tetap "memikul tanggung jawab keamanan secara keseluruhan... untuk jangka waktu yang tidak terbatas, setelah perang melawan Hamas berakhir".

Pernyataan Netanyahu itu, menurut Al Arabiya dan Al Jazeera, mengisyaratkan bahwa pendudukan Israel atas daerah kantong Palestina akan terus berlanjut.

"Harus ada kehadiran keamanan Israel, tapi itu tidak berarti Israel kembali menduduki Gaza, itu tidak berarti Israel ada di sana untuk memerintah warga Gaza," ujar Regev.

Regev menyatakan bahwa Israel menginginkan warga Palestina di Gaza untuk memerintah diri mereka sendiri, meskipun ada beberapa suara di dalam pemerintahan Israel yang menyerukan pengusiran massal warga Palestina dari Gaza, yang digambarkan sebagai Nakba kedua, mengacu pada pengusiran warga Palestina pada tahun 1948.

Israel menarik diri dari Jalur Gaza sejak tahun 2005 lalu. Daerah kantong Palestina itu sebelumnya direbut oleh Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967 silam. Usai mundur dari Gaza, Israel memberlakukan blokade setelah Hamas menguasai Jalur Gaza.(red.al)