Breaking News

Massa dan Keluarga Sandera Demo di Kantor Netanyahu

 


Jakarta,    reporter.web.id     - Sejumlah massa, termasuk anggota keluarga dari para sandera, menggelar demo di Jerusalem setelah 5 hari menempuh perjalanan dari Tel Aviv untuk memberi tekanan kepada pemerintah Israel. Mereka mendesak pemerintah Israel membebaskan tawanan yang ditahan oleh Hamas di Gaza.

Dilansir Al Jazeera, Minggu (19/11/2023), diperkirakan sebanyak 20.000 massa pendemo, termasuk anggota keluarga dan teman dari sekitar 240 tawanan, menggelar demo di depan kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu (18/11). Massa menyebut pemerintah Israel telah mengabaikan permintaan mereka untuk memprioritaskan memulangkan orang-orang yang mereka cintai.

Para pendemo berjalan berjam-jam di sepanjang jalan raya yang menghubungkan dua kota tersebut, sambil membawa poster para tawanan dengan slogan bertuliskan 'bawa mereka pulang sekarang'.

Salah satu peserta demo, Noam Alon (25), sambil memegang foto pacarnya yang diculik, Inbar, meminta pemerintah Israel untuk membebaskan para sandera dengan cara apapun.

"Kami mengharapkan mereka bertemu dengan kami, kami mengharapkan mereka memberi tahu kami bagaimana mereka akan melakukannya," katanya kepada kantor berita Reuters.

"Kami tidak bisa menunggu lebih lama lagi, jadi kami meminta mereka melakukan hal itu sekarang, untuk membayar berapa pun harga yang harus dibayar untuk membawa kembali para sandera," sambungnya.

Beberapa jam setelah unjuk rasa, Netanyahu berjanji akan bertemu dengan keluarga korban pada hari Senin.

"Kami berjalan bersamamu, aku berjalan bersamamu. Seluruh Israel berjalan di sisi Anda," katanya pada konferensi pers.

Mengenai para tawanan, Netanyahu mengatakan 'ada banyak rumor dan pernyataan yang tidak akurat'.

"Saya ingin mengklarifikasi bahwa hingga saat ini belum ada kesepakatan yang dibuat, namun saya berjanji setelah kita mendapatkan sesuatu, saya akan memberi tahu Anda," ujar Netanyahu.

Diketahui para tawanan tersebut diambil dalam serangan tanggal 7 Oktober oleh kelompok Palestina di Israel selatan, yang juga menyebabkan 1.200 orang tewas, sebagian besar warga sipil. Sejak itu, Israel melancarkan serangan udara dan darat besar-besaran di Jalur Gaza, yang berada di bawah kendali Hamas, menewaskan lebih dari 12.000 orang, sebagian besar juga warga sipil.

Juru bicara Brigade Qassam, sayap militer Hamas, mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya telah kehilangan kontak dengan beberapa kelompok yang bertanggung jawab atas keselamatan para tawanan di Jalur Gaza.

"Nasib para tawanan dan mereka yang menahannya masih belum diketahui setelah kami kehilangan komunikasi dengan mereka," ujarnya.

Banyak kerabat dan teman para sandera yang hilang khawatir mereka akan dirugikan dalam serangan Israel di Gaza yang dirancang untuk menghancurkan Hamas. Pemerintah Israel mengatakan serangan itu meningkatkan peluang untuk memulihkan tawanan dengan memberikan tekanan pada Hamas.

Di antara mereka yang melakukan demonstrasi ke Yerusalem adalah pemimpin oposisi berhaluan tengah, Yair Lapid, yang sebagian besar mendukung perang tersebut tetapi menuntut pengunduran diri Netanyahu.

Anggota kabinet dan partai Netanyahu, Miki Zohar, dicemooh pada hari Jumat ketika dia mengunjungi para demonstran di tempat peristirahatan.(red.al)


© Copyright 2022 - REPORTER.WEB.ID | Jaringan Berita Reporter Hari Ini