Breaking News

Kisah Yayasan di Bekasi Rawat Ratusan ODGJ

 


Jakarta,    reporter.web.id   - 10 November menjadi hari saat masyarakat Indonesia mengenang kembali jasa para pahlawan. Banyak pahlawan yang berguguran demi meraih kemerdekaan bangsa ini. Namun makna pahlawan juga pantas disematkan untuk orang-orang yang berjuang bagi hidupnya dan berkontribusi untuk banyak orang tanpa mengenal lelah.

Pahlawan juga berarti orang yang tak berhenti memperjuangkan hidup mengubah nasib hingga sembuh dari penyakit. Berbuatbaik.id akan mengenalkan Sahabat Baik kepada para pahlawan hebat yang berjuang untuk kesembuhan diri. Semuanya berawal dari Yayasan Al Fajar Berseri.

Yayasan Al Fajar Berseri menjadi rumah bagi mereka yang hilang arah akan hidupnya. Lebih dari 500 pasien ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) bernaung di yayasan ini. Berbagai penyebab membawa mereka bermuara mencari secercah harapan di panti ODGJ ini. Mereka dibuang oleh masyarakat hingga tak dianggap oleh sanak keluarga. Tak sedikit pasien yang dirawat memiliki kondisi jiwa yang menyedihkan. Sehingga beberapa dari mereka terpaksa dipisahkan dan dikurung dari dunia luar.

Yayasan ini berlokasi di Desa Sumberjaya, Tambun Selatan, Bekasi. Yayasan ini hadir atas gagasan Haji Marsan untuk menaungi orang-orang yang mengalami disabilitas mental. Berbeda dengan rumah sakit jiwa yang umumnya memberikan perawatan dengan pemberian obat-obatan, yayasan ini memberikan pengobatan kepada pasien melalui terapi dari sisi psikologi dan religi. Haji Marsan juga lebih condong memberikan obat-obatan herbal kepada para pasien.

"Kalau untuk pengobatan karena konsentrasinya Pak Haji dengan obat-obat herbal terus ramuan-ramuan juga pijat urut kalau obat medis yang sifatnya penenang kita nggak pakai. Terus untuk klien-klien yang udah terlanjur pakai kayak gimana kita konsultasi dengan keluarganya," jelas Ahmad, salah satu pengurus di Yayasan Al Fajar Berseri.

Jumlah pasien yang banyak tentunya membuat para pengurus membutuhkan tenaga ekstra untuk menjaga. Beruntungnya selalu ada bantuan berupa katering makanan yang sedikit meringankan tugas mereka.

"Kalau untuk makan mereka kita Alhamdulillah juga dapat bantuan lagi ya katering ya dari yang ngasih selebihnya lagi kita komunikasikan lagi dengan yang mau, ini cukup untuk berapa orang, sisanya kita masak," ungkap Pak Ahmad.

Kisah Pasien ODGJ yang Berhasil Berjuang Menemukan Kembali Arah Hidupnya

Upaya yang dikerahkan yayasan membuahkan hasil baik bagi banyak pasien. Salah satunya Yana (33) yang kini dinyatakan sembuh dan sekarang bekerja menjadi pegawai di Yayasan Al Fajar Berseri.

Yana dibawa ke yayasan ini awal tahun 2023. Saat itu kondisi Yana belum terlalu stabil setelah dirawat di rumah sakit jiwa di kawasan Grogol. Keluarga yang membawanya hanya berkata bahwa Yana akan dimasukan ke dalam pesantren. Namun beberapa hari kemudian Yana menyadari bahwa tempat yang ditinggali saat itu adalah yayasan khusus ODGJ. Sebelumnya Yana pernah dirawat beberapa hari di rumah sakit jiwa karena aksi nekatnya untuk mengakhiri hidup. Yana mengakui ia mengonsumsi obat nyamuk lantaran stres dikekang oleh keluarganya.

"Karena ini keluarga. Aku kan anak terakhir ya, kayaknya ada kakak tuh aku nggak boleh kerja nggak boleh apa. Tapi aku kan kayak, aku nggak mau dibilang anak paling ini (manja) maunya. Masa aku nggak boleh keluar nggak boleh apa gitu jadinya aku gimana ya namanya juga pengen mandiri gitu nggak mau nyusahin keluarga gitu," cerita Yana.

Yana pun mengakui kekangan dari keluarga membuat ia terpaksa kabur ke Singapura. Yana bekerja sebagai perawat di salah satu panti jompo yang ada di sana. Yana juga berbagi tentang dirinya yang sudah tak lagi berhubungan dengan keluarganya. Ia mengungkapkan rindunya pada sang Ibu yang sudah lama tak ia jumpai. Yana mengatakan saudara-saudaranya selalu sibuk sehingga mereka meninggalkan Yana disini tanpa pernah menanyakan kabar Yana lagi. Kini Yana merasa lebih baik. Dia tak mau terus terjebak di masa lalunya dan memilih untuk fokus pada hidupnya.

Tak hanya Yana, salah satu pasien yang berhasil sembuh juga sempat membagikan kisahnya. Namanya Setyo Indra. Indra masuk ke yayasan di tahun 2007 dan berhasil sembuh di tahun 2018. Dulu Indra dibawa oleh keluarganya ke yayasan karena ia memukuli dan berniat membunuh ibu kandungnya sendiri. Indra mengungkapkan motif ia melakukannya karena rasa iri terhadap saudara kandungnya yang lebih diprioritaskan daripada dirinya.

Kini Indra bekerja menjadi salah satu pengurus yayasan. Ia membantu memandikan para pasien dan memastikan mereka makan dengan baik. Indra juga bekerja menjadi relawan kru ambulans di Rumah Sakit Kartika Husada Tambun. Hubungan Indra dengan Ibunya pun sempat membaik sebelum sang Ibu meninggal dunia. Indra berkata bahwa saudara-saudaranya kini tak lagi mempedulikannya. Sama dengan Yana, Indra ingin fokus pada hidupnya. Dia juga tak melupakan pesan mendiang ibunya yang memintanya menghiraukan perkataan orang lain dan lebih fokus pada dirinya sendiri.

#sahabatbaik, Yana dan Indra serta lebih dari 500 pasien lainnya berjuang menyembuhkan diri mereka. Berbuatbaik.id mengajak kamu untuk turut membantu perjuangan para pasien dengan menjadi pahlawan kebaikan. Kamu bisa mulai dengan Donasi ke berbuatbaik.id. Kabar baiknya, donasi kamu akan 100% tersalurkan. Ayo jadi pahlawan kebaikan dengan berbuat baik sekarang juga!  (red.al)


© Copyright 2022 - REPORTER.WEB.ID | Jaringan Berita Reporter Hari Ini