Jakarta,    reporter.web.id    - Jet-jet tempur Amerika Serikat melancarkan serangan terhadap fasilitas penyimpanan senjata yang terkait dengan Iran di Suriah timur. Serangan pada Rabu (8/11) waktu setempat ini sebagai respons atas serangan terhadap personel Amerika Serikat, kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.

Ini adalah kedua kalinya dalam dua minggu terakhir militer Amerika Serikat menargetkan lokasi di Suriah, yang dikatakan terkait dengan Iran, yang mendukung sejumlah kelompok yang menurut Washington bertanggung jawab atas meningkatnya serangan terhadap pasukan AS di Timur Tengah.

Amerika Serikat berupaya untuk mencegah Iran dan proksinya mengubah konflik Israel-Hamas menjadi perang regional. Namun, serangan berulang-ulang dan serangan sebagai balasannya berisiko menimbulkan konflik antara AS dan Iran.

"Pasukan militer AS melakukan serangan pertahanan diri terhadap fasilitas di Suriah timur yang digunakan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok afiliasinya. Serangan ini dilakukan oleh dua F-15 AS terhadap fasilitas penyimpanan senjata," kata Austin dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Al Arabiya dan AFP, Kamis (9/11/2023).

"Serangan pertahanan diri yang presisi ini merupakan respons terhadap serangkaian serangan terhadap personel AS di Irak dan Suriah yang dilakukan oleh afiliasi Pasukan IRGC-Quds," kata Austin. Dia menambahkan bahwa Amerika Serikat "sepenuhnya siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut yang diperlukan untuk melindungi orang-orang kami dan fasilitas kami."

Kelompok Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, yang memantau perang di Suriah, mengatakan bahwa serangan AS pada hari Rabu (8/11) waktu setempat itu, menewaskan sembilan orang yang berafiliasi dengan kelompok-kelompok yang didukung Iran di Suriah. Jumlah korban ini tidak dapat dikonfirmasi secara independen.

Sebelumnya, militer AS juga menyerang dua fasilitas di Suriah pada 26 Oktober lalu, yang disebut digunakan oleh IRGC dan kelompok afiliasinya, dan menilai serangan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.

Seperti serangan terbaru, Washington mengatakan dua serangan sebelumnya merupakan respons terhadap serangan terhadap personel AS, yang telah menjadi sasaran lebih dari 40 kali dengan roket dan drone sejak 17 Oktober.

Meningkatnya serangan terhadap pasukan AS terkait dengan perang antara Israel dan Hamas, yang dimulai ketika kelompok milisi Palestina tersebut melakukan serangan besar-besaran di Israel. Serangan pada 7 Oktober itu, menurut para pejabat Israel, menewaskan lebih dari 1.400 orang.

Militer Israel meresponsnya dengan serangan udara, darat, dan laut tanpa henti di Gaza, yang menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut telah menyebabkan lebih dari 10.500 orang tewas.

Diketahui bahwa ada sekitar 2.500 tentara Amerika di Irak dan sekitar 900 tentara AS di Suriah sebagai bagian dari upaya mencegah kebangkitan kelompok ISIS.(red.al)