Jakarta, reporter.web.id - Dalam upaya menstabilkan pasokan dan harga beras di seluruh wilayah Indonesia, Presiden Joko Widodo memberi perintah langsung kepada Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian yang juga sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Perintahnya untuk mengguyur beras ke pasar tradisional maupun ritel, serta mempercepat distribusi beras komersial melalui penggilingan.
Arief mengatakan, sebanyak 640 ribu ton beras harus terbagi habis dalam kurun waktu 3 bulan untuk 21,353 juta keluarga penerima manfaat (KPM) melalui program bantuan pangan beras.
Selain bantuan pangan, pemerintah bersama Perum Bulog juga tengah mengguyur beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Rp10.900 per kg ke seluruh wilayah Indonesia untuk mengintervensi harga beras yang masih terus mengalami kenaikan.
"Tidak boleh main-main, beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) sesuai arahan Presiden seluruh Indonesia harus dilakukan," kata Arief saat membuka giat Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kantor Bapanas Jakarta, Senin (16/10/2023).
Selain itu, lanjutnya, Presiden Jokowi juga telah memerintahkan pihaknya untuk mempersiapkan beras komersial sebanyak 200 ribu ton melalui penggilingan padi di seluruh wilayah Indonesia untuk membantu mempercepat distribusi.
"Pak Presiden juga memerintahkan kita semua untuk 200 ribu ton beras komersial melalui penggiling padi se-Indonesia juga harus dikerjakan, penuhi pasar ritel modern, pasar tradisional juga dilakukan," ujarnya.
Arief menjelaskan, supaya harga beras kembali stabil perlu dilakukan percepatan distribusi. Untuk itu, pihaknya saat ini tengah mendorong distribusi baik dengan cadangan beras pemerintah (CBP) beras SPHP, maupun beras komersial.
"200 ribu itu nanti dipersiapkan untuk yang komersial, jadi membantu untuk mempercepat distribusi. Supaya membanjiri itu beras komersial dan beras CBP dua-duanya barengan, kalau CBP itu kan yang dijual Rp10.900 per kg. Kalau GKP nya belum ada, belum banyak seperti sekarang, dibantu sama Bulog untuk yang komersial," terang Arief.
Arief meminta kepada seluruh pimpinan daerah yang masih belum memiliki beras, baik di pasar tradisional maupun pasar modern untuk menghubungi Bulog.
"Silakan menghubungi Bulog terdekat, kita sisir semuanya, harus punya beras SPHP dan menjual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) seperti yang sudah disampaikan," ucap Arief.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), lanjut Arief, juga memberi perintah kepada pihaknya dan Perum Bulog untuk memenuhi dan membanjiri Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).
"Pasar Induk Beras Cipinang sudah digelontorkan sekitar 8.000-9.000 ton, dikawal satgas pangan. Tidak boleh ada satu butir pun (beras) yang disalahgunakan, saya sudah minta teman-teman dari satgas pangan tentunya untuk kawal ini sampai dengan konsumen," tegas Arief. (red.NR)
Social Header