Bojonegoro, reporter.web.id - Pemkab Bojonegoro bersama Bulog terus bersinergi melakukan program bantuan pangan hingga operasi pangan murah. Langkah ini bertujuan memastikan stabilisasi pasokan dan harga beras di Kabupaten Bojonegoro.
Langkah-langkah sinergi ini disampaikan dalam program siar SAPA! (Selamat Pagi) Malowopati FM di Gedung Pusat Informasi Publik, Rabu (11/10/2023).
Kepala Bidang Ketahan Pangan dan Pertanian, DKPP Bojonegoro Muhammad Rudianto mengatakan nasi merupakan kebutuhan pangan masyarakat. Maka sesuai amanat undang-undang pemerintah wajib menyediakan bahan pangan pokok yaitu ketersedian beras.
Dalam rangka pengendalian harga beras yang mengalami kenaikan, maka Pemkab Bojonegoro bersama Bulog melakukan kolaborasi dalam menjaga stabilisasi pangan dan harga pangan di Kabupaten Bojonegoro.
“Salah satunya melalui program Gelar Pangan Murah (GPM) yang rencananya akan digelar di 11 titik lokasi seperti di Kecamatan Purwosari, Ngraho, Sugihwaras, Kasiman, Temayang, Trucuk, Baureno dan kecamatan lain,”ucapnya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro yang juga akan menggelar operasi pasar murah di 19 titik lokasi kecamatan di Kabupaten Bojonegoro.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bojonegoro sendiri telah medistribusikan 2 ton beras atau 400 karung di Kecamatan Purwosari. Untuk setiap karung berisi 5 Kg beras dengan harga Rp 10.200. Dalam kegiatan ini warga membayar Rp 51.000 saja,”ujarnya.
Sementara itu, Waka Bulog Cabang Bojonegoro Agung Tri Sakti menuturkan bahwa dalam pengendalian harga beras ini, ada beberapa program pemerintah yang bekerjasama dengan Bulog. Diantaranya program Siap Jaga Harga Pasar dengan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (Sigap SPHP). Program ini telah dilakukan setiap bulan sejak awal 2023. Sampai saat ini dari Januari hingga Oktober, Bulog sudah mendistribusikan sebanyak 3.500 ton beras.
Program lainnya, Bulog bekerjasama dengan Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian serta Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro yakni program pasar murah dan program pangan murah. Sedangkan program ketiga adalah program bantuan pangan bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian. Dalam program bantuan tersebut dibagikan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) yang diberikan 10 Kg beras setiap bulan selama 3 bulan.
“Untuk alokasi tahap dua ini yang dilaksanakan di September, Oktober, November sebanyak 118. 372 KPM yang akan menerima bantuan tersebut,” ungkapnya.
Agung Tri Sakti juga menambahkan bahwa Bulog selalu berupaya memberikan kualitas beras terbaik untuk masyarakat. Namun jika ditemukan terdapat kualitas beras yang kurang bagus, warga dapat mengembalikan beras tersebut kepada Bulog.
Selain itu, Agung juga menambahkan bahwa untuk stok beras di Kabupaten Bojonegoro terbilang aman. Di Gudang Kalitidu terdapat 1.500 ton dan akan masih masuk lagi sebanyak 1.900 ton. “Jika ada kekurangan kita kan koordinasi lagi dan akan menambah stok beras kembali. Pungkasnya. (red.TIM)
Social Header