Jakarta, reporter.web.id - Serangan udara Israel di Jalur Gaza masih terus berlanjut. Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa salah satu tujuan Israel dalam kampanye militernya di Jalur Gaza adalah untuk mengakhiri tanggung jawab Israel atas daerah kantong pesisir Palestina itu.
Dilansir media Al Arabiya, Reuters, Sabtu (21/10/2023), selama ini, Gaza tidak memiliki akses ke dunia luar kecuali melalui Israel, yang menguasai 90 persen perbatasan darat dan laut, dan Mesir, yang memiliki perbatasan darat sempit di selatan.
Israel telah menerapkan blokade ketat terhadap Gaza sejak Hamas menguasai wilayah tersebut pada tahun 2007, memberlakukan pembatasan menyeluruh terhadap ekspor dan impor, dan sangat membatasi siapa saja yang boleh masuk atau keluar.
Mesir sebagian besar mendukung blokade tersebut, dan memandang Hamas sebagai ancaman terhadap stabilitas negaranya.
Menhan Israel tersebut, saat memberi pengarahan kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan di parlemen, mengatakan bahwa kampanye di Gaza yang diluncurkan setelah serangan Hamas di kota-kota Israel pada tanggal 7 Oktober, akan memiliki tiga tahap.
Tahap pertama adalah operasi militer saat ini yang dimaksudkan untuk menghancurkan infrastruktur Hamas, kata Gallant seraya menambahkan bahwa tahap berikutnya akan mencakup "operasi dengan intensitas lebih rendah" untuk menghilangkan "kantong-kantong perlawanan."
"Fase ketiga memerlukan penghapusan tanggung jawab Israel atas kehidupan di Jalur Gaza, dan pembentukan realitas keamanan baru bagi warga Israel," kata menteri Israel tersebut, menurut pernyataan dari kantornya.
Israel sejak lama memasok sebagian besar kebutuhan energi ke Gaza, namun Israel menghentikan pasokan tersebut setelah tanggal 7 Oktober, dan juga menolak membiarkan air atau obat-obatan memasuki wilayah tersebut.
Israel sebelumnya berupaya mengawasi impor ke Gaza untuk mencegah material militer mencapai Hamas.
(red.NR)
Social Header