Jakarta, reporter.web.id -   Setidaknya 44 warga Palestina dari dua keluarga tewas dalam serangan Israel di kota Jabalia, Jalur Gaza pada Kamis (12/10). Informasi itu diperoleh dari sumber medis yang bertugas di Gaza, Palestina.

"Petugas medis memindahkan jenazah 44 warga Palestina ke kamar mayat setelah serangan Israel," kata sumber tersebut kepada Anadolu, Jumat (13/10).

Menurut petugas media tersebut, para korban tewas dalam serangan Israel itu berasal dari keluarga Shihab dan Abu Hemdan. Korban tewas dari dua keluarga itu termasuk anak-anak dan lansia.

Pasukan Israel telah melancarkan serangan militer yang berkelanjutan ke Jalur Gaza. Tindakan itu merupakan respons terhadap serangan ribuan roket yang dilakukan kelompok militan Palestina Hamas ke wilayah Israel pada akhir pekan ini.

Konflik dimulai ketika Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa ke Israel. Serangan mendadak menembus wilayah-wilayah di selayan Israel, termasuk rentetan peluncuran ribuan roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara.

Hamas mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, yang diduduki dan meningkatnya kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina.

Sebagai tanggapan dari Operasi Banjir Al-Aqsa, militer Israel melancarkan Operasi Pedang Besi untuk membasmi Hamas di Jalur Gaza.

Respons Israel meluas hingga memotong pasokan air dan listrik ke Gaza, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang terkepung sejak tahun 2007.

Menteri Energi Israel Israel Katz pada Kamis (12/10) mengatakan listrik, air dan bahan bakar tidak akan diberikan ke Gaza sampai semua sandera dibebaskan.

Lebih dari 2.700 orang telah terbunuh sejak pecahnya perang pada akhir pekan lalu, termasuk lebih dari 1.400 warga Palestina dan 1.300 warga Israel.

Para pejabat di daerah kantong Palestina itu telah memperingatkan akan terjadinya bencana kemanusiaan dan runtuhnya sistem kesehatan di tengah pemboman dan blokade besar-besaran.

(red.NR)