KEDIRI,  reporter.web.id   – HUT ke-78 TNI kemarin jadi momen tak terlupakan bagi Sertu Abu Nur Arifin. Bintara pembina desa (babinsa) di Kecamatan Kota Kediri itu mendapat kehormatan karena menerima potongan tumpeng pertama dari Komandan Kodim (Dandim) 0809 Letkol Inf Aris Setiawan. Hal itu tak lepas dari prestasinya dalam memberdayakan pemuda hingga berbuah penghargaan dari Pangdam V Brawijaya.


Kiprah Abu sebagai anggota TNI memang layak diapresiasi. Dia memberdayakan pemuda di wilayahnya yang belum punya pekerjaan untuk bergabung dalam komunitas pembuat film.

“Babinsa saya ini berprestasi. Kemarin (4/10) mendapat penghargaan di Brawijaya Award (yang digelar Kodam V Brawijaya, Red),” kata Aris di sela-sela upacara HUT ke-78 TNI.
Lebih jauh Aris mengaku bangga dengan prestasi dan inovasi Abu. Sebab, dia sudah membantu banyak pemuda mengembangkan minat dan bakatnya.

Ketelatenan Abu membina pemuda itulah yang membuat dia meraih juara 1 Babinsa Inspiratif Brawijaya Award kategori pemberdayaan pemuda. Dia menerima penghargaan di Gedung Balai Prajurit Makodam V/Brawijaya.

Ditemui koran ini, Abu mengaku bersyukur karena menerima penghargaan dari Kodam V Brawijaya. Penghargaan tersebut menurut tentara berpangkat sersan satu itu karena kiprahnya mengembangkan potensi pemuda di Kota Kediri sejak 2016 lalu.

“Mereka (pemuda di Kota Kediri) punya karya dan kemampuan tapi tidak ada yang mewadahi. Saya hadir di kelompok kepemudaan, mulai dari karang taruna kelurahan sampai kecamatan sebagai motornya atau pendorong,” terang Abu.

Langkah konkretnya dengan mendorong pemuda berkembang lewat industri kreatif. Salah satunya, lewat produksi film pendek. “Dulu kami bergerak nggak ada anggaran. Jadi iuran, sampai pinjam di koperasi untuk beli makan anak-anak,” kenangnya.

Salah satu film yang diproduksi Abu bersama para pemuda di Kota Kediri berjudul Peka. Menurutnya, film itu mengangkat cerita anggota karang taruna dan segala konflik di dalamnya.
“Peka kalau di dalam filmnya itu maksudnya pejuang kampung. Tapi bisa juga diartikan sebagai peduli dan pejuang kampung. Maksudnya seorang pemuda itu harus peka, sebagai pejuang kampung untuk kebaikannya dan bisa peduli dengan lingkungan,” urainya.

Berawal dari satu film itu, Abu bersama sedikitnya 200 pemuda sudah memproduksi beberapa film pendek lainnya. Kini, dengan branding Peka, para pemuda itu sudah bisa mengembangkan usaha kreatif mereka. Beberapa di antaranya event organizer (EO), wedding organizer (WO), perfilman, dan content creator.

“Kami masih terus ngobrol-ngobrol dan ke depannya masih akan ada proyek-proyek lainnya. Semua masih tetap menampung anak-anak muda,” tandasnya.(read.al)