Breaking News

Fakta-fakta Kasus Pesilat PSHT di Kota Kediri Tewas Usai Dikeroyok

  


Jakarta,  reporter.web.id   - Pesilat PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate), Andan Wisnu Pradana (19) tewas usai dikeroyok di Kota Kediri, Jawa Timur (Jatim). Korban juga sempat mengalami koma dua hari sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Peristiwa pengeroyokan pesilat PSHT tersebut terjadi di Jalan Inspeksi Brantas, Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur (Jatim). Korban dinyatakan meninggal pada Sabtu (7/10/2023). Kini pihak kepolisian tengah mengusut kasus tersebut.

Berikut sederet fakta terkini seputar kasus pesilat PSHT tewas usai dikeroyok di Kota Kediri.

1) Kronologi Pesilat PSHT Dikeroyok-Tewas
Awal mula korban bernama Andan Wisnu Pradana (19) mengalami pengeroyokan ketika korban dan dua rekannya berada di Jembatan Brawijaya, Kota Kediri. Mereka kemudian bertemu para pelaku dan terlibat saling pandang.

Korban dan pelaku lantas saling ejek dan berujung pengeroyokan di Jalan Inspeksi Brantas. Korban sempat koma dua hari dan mendapat perawatan di rumah sakit usai dikeroyok. Pada Sabtu (7/10/2023) pagi, korban dinyatakan meninggal karena sejumlah luka.

Diketahui bahwa korban adalah seorang pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Dia merupakan warga asal Desa Kalutan, Trenggalek, Jawa Timur dan juga berstatus sebagai mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri.

2) Anggota PSHT Kota Kediri Tuntut Keadilan
Sejumlah pengurus PSHT Kota Kediri mendatangi Polres Kediri Kota untuk menuntut pengungkapan kasus kematian Andan yang diduga menjadi korban pengeroyokan. Mereka meminta polisi segera menangkap pelaku pengeroyokan.

"Kedatangan kami ke sini (Polres Kediri Kota) untuk meminta kejelasan terkait musibah yang menimpa adik kami. Kami minta kepolisian segera menangkap pelaku agar suasana cepat kondusif," kata Ketua PSHT Kota Kediri Agung Sediana, dilansir detikJatim, Sabtu (7/10/2023).

Baca juga:
Polisi Bentuk Timsus Selidiki Pesilat PSHT Tewas Dikeroyok di Kota Kediri
3) Polisi Bentuk Tim Khusus Ungkap Kasus
Wakapolres Kediri Kota, Kompol Dodi Pratama mengatakan bahwa pihak kepolisian telah membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus pengeroyokan pesilat PSHT di Kediri. Polres Kediri Kota juga dibantu Jatanras Polda Jatim.

"Kami langsung bergerak cepat sejak peristiwa terjadi. Timsus kami bentuk, dan hari ini (kemarin, red) di-back up oleh Jatanras dari Polda Jatim," ujar Dodi kepada wartawan seperti dilansir detikJatim, Sabtu (7/10/2023).

4) Sejumlah Saksi hingga CCTV Diperiksa
Selain membentuk tim khusus, Polres Kediri Kota juga telah melakukan sejumlah pemeriksaan saksi hingga CCTV di Kota Kediri. Sebanyak enam saksi telah diperiksa. Pemeriksaan CCTV juga telah dilakukan untuk memburu pelaku pengeroyokan.

"Kami sudah periksa enam orang saksi, serta CCTV di seluruh Kota Kediri mulai tanggal 3 hingga 4 Oktober," jelas Wakapolres Kediri Kota, Kompol Dodi Pratama.

5) Anggota PSHT dari Luar Dilarang ke Kediri
Sementara itu, Ketua PSHT Kota Kediri, Agung mengimbau anggota PSHT di luar agar tidak datang ke Kota Kediri. Dia menyebut ratusan pesilat PSHT sempat hendak mendatangi Polres Kediri Kota untuk menanyakan proses hukum pengeroyokan anggotanya namun gagal karena mereka dihalau di perbatasan sebelum memasuki Kota Kediri.

"Kami mengimbau kepada saudara PSHT di mana pun, jangan datang ke Kota Kediri. Bantu kami dengan doa dan percaya sepenuhnya kepada Polres Kediri Kota," tegas Agung seperti dilansir detikJatim, Sabtu (7/10/2023).(read.al)

© Copyright 2022 - REPORTER.WEB.ID | Jaringan Berita Reporter Hari Ini