Breaking News

Kecelakaan Horor di Exit Tol Bawen, Kenapa Truk Rem Blong Sering Terulang?

  


Jakarta,  reporter.web.id - Kecelakaan maut yang diakibatkan truk rem blong terulang lagi, kali ini di exit tol Bawen. Apa sebabnya kecelakaan truk rem blong terus berulang?

Untuk kesekian kalinya kecelakaan horor yang diduga disebabkan truk rem blong kembali terulang. Kecelakaan truk rem blong itu terjadi setelah pintu keluar Tol Bawen, Semarang. Kecelakaan maut itu disebut terjadi sekitar pukul 18.34 WIB. Truk diduga mengalami rem blong menabrak sejumlah kendaraan yang tengah berhenti di lampu merah. Kendaraan yang terlibat kecelakaan ini cukup banyak.

"Untuk kendaraan yang terlibat satu unit truk dan empat unit roda empat, kemudian 20 roda dua," kata Kasi Laka Ditlantas Polda Jateng Kompol Tegar Satrio Wicaksono

"Kami masih melaksanakan olah TKP, dugaan sementara kendaraan unit truk blong, namun masih kita laksanakan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab laka untuk pastinya," sambung dia.

Soal truk mengalami rem blong dan mengakibatkan kecelakaan fatal bukan kali pertama terjadi. Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Founder dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu bahkan sempat mengatakan bahwa kecelakaan akibat rem blong akan terus berulang.

Kata Jusri, akar masalah dari truk rem blong belum terselesaikan. Akar masalah yang dimaksud berkaitan dengan kompetensi si pengemudi truk. Menurut Jusri, banyak pengemudi kendaraan besar seperti truk atau bus memiliki kompetensi keamanan berkendara memadai.

"Para pengemudi kita semuanya dari fakta yang ada mereka hanya terampil. Tapi apakah mereka memiliki pengetahuan, apakah mereka memiliki attitude? Dua elemen terakhir itu hanya bisa diperoleh dari sebuah pendidikan, sekolah, training. Dan ini menjadi masalah saat sekarang. Mereka tidak memiliki pengetahuan sehingga yang namanya kesadaran tentang keselamatan, kesadaran tentang peraturan berlalu lintas, kemampuan dalam hal beretika atau berempati nggak ada,"tambah Jusri.

Terkait keterampilan berkendara itu, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi Ahmad Wildan mengungkapkan hal yang cukup mengejutkan. Wildan mengungkap sopir truk bahkan tidak pernah diajarkan soal sistem pengereman. Makanya, ketika ada indikasi kendaraan mengalami rem blong tindakan yang diambil seringkali salah dan berujung celaka.

"Di ujian SIM B1 dan B2 baik teori dan praktek materi ini tidak ada. Kemudian di SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pengemudi bus dan truk juga tidak ada, sehingga semua pelatihan mengemudi bus dan truk tidak pernah diajarkan hal ini," tutur Wildan.(read.al)

© Copyright 2022 - REPORTER.WEB.ID | Jaringan Berita Reporter Hari Ini