Breaking News

Hampir 24.000 Korban Gempa Turki Suriah Tewas, Banyak Anak-anak Selamat

  


Jakarta, reporter.com - Jumlah korban tewas akibat gempa Turki dan Suriah hampir mendekati 24.000 orang. Tim penyelamat masih berusaha mencari korban di musim dingin yang membeku. Bau kematian menyelimuti kota Kahramanmaras di timur Turki yang merupakan pusat gempa berkekuatan 7,8 skala Richter pada Senin dini hari.


PBB memperingatkan bahwa setidaknya 870.000 orang sangat membutuhkan makanan di seluruh Turki dan Suriah. Di Suriah saja, hingga 5,3 juta orang kemungkinan telah kehilangan tempat tinggal. "Itu adalah jumlah yang sangat besar. Populasi di sana sudah mengalami pemindahan massal," kata Sivanka Dhanapala, perwakilan Suriah dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi.


Hingga 100 jam sejak gempa, banyak kisah ajaib dari korban yang berhasil diselamatkan. Seorang wanita hamil bernama Zahide Kaya ditarik keluar dari reruntuhan hidup-hidup setelah 115 jam tertimbun puing di distrik Nurdagi provinsi Gaziantep, tenggara Turki, menurut kantor berita Turki Anadolu.


Putrinya yang berusia enam tahun bernama Kubra diselamatkan dari reruntuhan satu jam sebelumnya. Sang ibu terluka dan dibawa ke rumah sakit, tetapi tidak ada kabar tentang anak yang dikandungnya.


Tim penyelamat termasuk tim dari puluhan negara, bekerja keras siang dan malam di reruntuhan bangunan yang rusak untuk menemukan korban selamat yang terkubur. Dalam suhu yang sangat dingin, mereka memanggil para korban untuk menemukan kehidupan dari gundukan beton yang hancur.


Di distrik Samandag Turki, penyelamat berjongkok di bawah lempengan beton sambil membisikkan "Insya Allah." Dengan hati-hati mereka meraih puing-puing untuk mengambil bayi berusia 10 hari.


Dengan mata terbuka lebar, bayi Yagiz Ulas dibungkus dengan selimut termal dan dibawa ke rumah sakit lapangan. Pekerja darurat juga membawa ibunya, yang dalam kondisi linglung serta pucat tetapi sadar di atas tandu.


Di seberang perbatasan di Suriah, penyelamat dari kelompok White Helmet menggunakan tangan untuk menggali melalui plester dan semen. Mereka akhirnya berhasil menemukan kaki telanjang milik seorang gadis muda yang masih mengenakan piyama merah muda. Ia ditemukan dalam keadaan kotor tapi hidup.


Di kota Jandaris, Suriah, Naser al-Wakaa terisak saat dia duduk di atas tumpukan puing dan logam bengkok yang menjadi rumah keluarganya. Ia membenamkan wajahnya di pakaian bayi milik salah satu anaknya. “Bilal, oh Bilal,” ratapnya sambil meneriakkan nama salah satu anaknya yang telah meninggal.


Kepala Yayasan Bantuan Kemanusiaan Turki, Bulent Yildirim, pergi ke Suriah untuk melihat dampaknya di sana. “Seolah-olah sebuah rudal telah dijatuhkan di setiap gedung,” katanya.


Sekitar 24,4 juta orang di Suriah dan Turki telah terkena dampak gempa menurut pejabat Turki dan PBB. Kepala HAM PBB menyerukan gencatan senjata segera di Suriah sehingga bantuan dapat mencapai semua korban gempa. Sekitar empat juta orang di barat laut yang dikuasai pemberontak bergantung pada bantuan kemanusiaan, namun tak ada bantuan dikirimkan dari daerah yang dikuasai pemerintah. Dewan Keamanan PBB akan bertemu di Suriah, sekitar pekan depan. 


Sementara di Turki, militan Kurdi dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) mengumumkan penghentian sementara pertempuran untuk memudahkan pemulihan akibat gempa. PKK adalah partai terlarang yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh Ankara dan sekutu Barat.


Kesedihan selama lima hari perlahan-lahan meningkat menjadi kemarahan atas buruknya kualitas bangunan. Pemerintah Turki juga dianggap lamban dalam menghadapi bencana paling mengerikan di negara itu dalam hampir satu abad terakhir. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengakui untuk pertama kalinya pada hari Jumat bahwa pemerintahnya tidak dapat menjangkau dan membantu para korban secepat yang diinginkan. (Red.Bs)

© Copyright 2022 - REPORTER.WEB.ID | Jaringan Berita Reporter Hari Ini