reporter.web.id - Pemerintah Kota Blitar semakin menunjukkan komitmen serius dalam menjaga kebersihan lingkungan, terutama dalam penanganan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Baik itu sampah organik maupun anorganik, dari rumah tangga hingga pasar tradisional, semua menjadi perhatian utama pemerintah dalam upaya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

Dalam rangka mewujudkan komitmen tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Blitar telah mengambil langkah konkret dengan memulai program pilah dan pilih sampah. Program ini difokuskan pada pasar-pasar tradisional yang diketahui menjadi salah satu sumber terbesar produksi sampah di kota ini.

Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan Disperindag Kota Blitar, Yoga Cakra Sanjaya, mengungkapkan bahwa volume sampah yang dihasilkan di pasar tradisional, seperti Pasar Templek, mencapai sekitar 1 ton setiap harinya. “Mayoritas sampah yang dihasilkan merupakan sampah organik, terutama dari sisa sayur-mayur dan buah-buahan yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis,” ujar Yoga, Rabu (28/8/2024). 

Untuk mengatasi permasalahan ini, Disperindag telah memulai upaya pilah dan pilih sampah di Pasar Templek, sebagai langkah awal yang nantinya diharapkan dapat diimplementasikan juga di pasar-pasar tradisional lainnya di Kota Blitar. Program ini bertujuan untuk mengurangi penumpukan sampah, khususnya sampah organik, dan mencari cara agar sampah tersebut dapat dikelola dengan baik sehingga memberikan manfaat tambahan bagi masyarakat.

Yoga menjelaskan bahwa saat ini program pilah dan pilih sampah masih berada pada tahap observasi. “Kami sedang melakukan observasi untuk menemukan metode yang tepat dalam pengolahan sampah organik. Misalnya, sampah sisa sayur dan buah-buahan bisa diolah menjadi pupuk kompos atau digunakan sebagai pakan ulat maggot yang nantinya bisa menjadi alternatif pakan ternak,” terangnya.

Selain bertujuan untuk mengurangi volume sampah yang harus dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), program ini juga berpotensi menghasilkan produk yang bermanfaat secara ekonomi bagi masyarakat sekitar. Yoga menekankan pentingnya partisipasi aktif dari para pedagang pasar dalam mendukung upaya ini. “Kami menghimbau para pedagang untuk mulai memisahkan sampah organik dan anorganik. Dengan demikian, proses pemilahan sampah bisa dilakukan lebih mudah dan efektif,” tambahnya.

Disperindag juga berencana untuk memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada para pedagang tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Hal ini dilakukan agar program pilah sampah bisa berjalan lancar dan memberikan hasil yang optimal. Yoga optimis bahwa dengan kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh pihak, program ini akan berhasil dan memberikan dampak positif bagi kebersihan dan kesehatan lingkungan di sekitar pasar tradisional.

Program pilah dan pilih sampah ini tidak hanya diharapkan mampu mengurangi beban sampah di TPA, tetapi juga menjadi langkah awal untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan di Kota Blitar. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dan dukungan dari pemerintah, diharapkan kebersihan lingkungan di kota ini akan semakin terjaga.

Langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Blitar melalui Disperindag ini merupakan salah satu upaya strategis untuk menciptakan lingkungan pasar yang lebih bersih dan sehat. Jika berhasil, program ini bisa menjadi model bagi daerah lain dalam pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan.(Red.AL)