Sumenep,  reporter.web.id -Jawa Timur mencatat inflasi sebesar 2,13 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,41 pada bulan Juli 2024. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Sumenep menjadi daerah dengan inflasi tertinggi, mencapai 3,45 persen, sedangkan Kota Kediri mencatat inflasi terendah sebesar 1,53 persen.

Kepala BPS Jawa Timur, Zulkipli, menjelaskan bahwa pada Juli 2024, semua kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Timur, yang berjumlah 11, mengalami inflasi year-on-year (y-on-y). Sumenep mencatat inflasi y-on-y tertinggi di angka 3,45 persen dengan IHK 108,80, sedangkan Kota Kediri memiliki inflasi terendah di angka 1,53 persen dengan IHK 105,66.

Dalam urutan inflasi tertinggi kedua, Banyuwangi mencatat 2,34 persen, diikuti oleh Kota Probolinggo sebesar 2,33 persen, Kota Surabaya 2,20 persen, dan Kabupaten Tulungagung 2,18 persen. Kabupaten Bojonegoro mencatat inflasi sebesar 2,11 persen, Kabupaten Gresik 2,03 persen, Kabupaten Jember 1,88 persen, Kota Malang 1,83 persen, dan Kota Madiun 1,67 persen.

Zulkipli menambahkan bahwa inflasi yang terjadi masih dalam batas wajar. Secara keseluruhan, BPS mencatat beberapa kelompok komoditas yang berkontribusi besar terhadap inflasi di provinsi ini.

Kelompok-kelompok yang menyumbang inflasi di Jawa Timur meliputi makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,62 persen; pakaian dan alas kaki 1,62 persen; perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,45 persen; serta perlengkapan dan pemeliharaan rumah tangga 0,95 persen.

Selain itu, kelompok kesehatan menyumbang 1,96 persen, kelompok transportasi 1,38 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya 1,19 persen, serta pendidikan 1,97 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran berkontribusi 1,94 persen, dan perawatan pribadi serta jasa lainnya 5,57 persen.

Beberapa komoditas yang memberikan andil signifikan pada inflasi y-on-y antara lain beras 0,58 persen, cabai rawit 0,11 persen, sigaret kretek mesin (SKM) 0,08 persen, gula pasir 0,07 persen, serta jagung manis dan sigaret kretek tangan (SKT) masing-masing 0,04 persen.

Selain itu, kopi bubuk, bawang daun, kentang, tahu mentah, dan ikan mujair masing-masing menyumbang 0,03 persen; sedangkan tempe, sigaret putih mesin (SPM), minyak goreng, pisang, daging sapi, cabai merah, dan kue basah masing-masing berkontribusi 0,02 persen. Terakhir, susu cair kemasan dan anggur memberikan andil sebesar 0,01 persen. (Red. I)