Kediri, reporter.web.id - Karyano dan istrinya, NS baru saja tiba di rumah sepupunya, Agus petang itu. Di sana telah menunggu Jumadi (mertua) Jumali (paman) dan Agus serta Mashuda (sepupunya). Mereka sengaja berkumpul untuk membicarakan pengakuan istri Karyono yang jadi korban pemerkosaan Sujarno (55).


Pengakuan istri Karyono ini awalnya disampaikan ke Waji, orang tua Agus. Dari Waji ini lah pengakuan istri Karyono kemudian diberitahukan kepada keluarga dan digelar rapat untuk membuat perhitungan kepada Sujarno, yang tak lain masih tetangga Karyono di Kecamatan Wates.

Dalam pertemuan itu diketahui, pemerkosaan yang dilakukan Sujarno saat Karyono pergi bekerja sebagai sopir ekspedisi. Sujarno juga kerap mengancam hendak membunuh istri Karyono dan anaknya saat beraksi.

Dari pertemuan itu, seluruh anggota keluarga kemudian sepakat untuk menangkap basah Sujarno. Mereka kemudian menyusun rencana untuk menjebak dan menangkap Sujarno. Agus lalu menyampaikan rencana itu ke anggota Polsek Wates bernama Puji ke rumahnya.

Mendengar rencana ini, Puji menyetujui. Namun, ia berpesan agar tak melukai Sujarno dan segera menyerahkan ke polisi jika sudah tertangkap. Rencana pun dilaksanakan pada Selasa, 31 Januari 2017 dini hari.

Keenam anggota keluarga itu lalu berbagi tugas. Karyono bersama Jumadi, Jumali dan Agus menunggu dari luar rumah. Sedangkan istri Karyono dan Mashuda menunggu di dalam kamar.

Benar saja, dini hari saat gerimis, Sujarno dengan mengendap-endap mendekati jendela kamar istri Karyono. Ia lalu berusaha mencongkel jendela dengan pisau yang dibawanya. Mengetahui ini, istri Karyono lalu mengirim SMS ke Agus memberitahu Sujarno telah datang.

Istri Karyono dan Mashuda kemudian keluar kamar. Saat Sujarno sudah masuk melalui jendela, Karyono dengan membawa potongan besi kemudian mendekati jendela yang jadi tempat masuk Sujarno. Saat mengetahui kepala Sujarno muncul di jendela, Karyono langsung menghantam kepalanya dengan linggis.

Mashuda selanjutnya ikut menghantam dengan sekop, Sujarno lalu kabur lewat pintu dapur. Jumali dan Agus yang sudah menunggu di depan rumah lalu bergantian menghantam dengan kayu rotan dan bambu. Pukulan bertubi-tubi ke kepala ini membuat Sujarno bersimbah darah.

Sujarno lalu lari tunggang-langgang ke pintu belakang rumahnya sambil mengayunkan pisau yang dibawanya. Mendengar ada suara ramai teriakan maling, istri Sujarno lalu terbangun. Ia kemudian hendak keluar dan berpapasan dengan suaminya. Sujarno lalu melarangnya keluar rumah.

Sujarno sendiri masuk ke kamarnya dan mengunci dari dalam. Sedangkan istrinya yang penasaran tetap keluar melihat suara gaduh di depan rumah. Tak lama, polisi kemudian datang mendatangi rumah Sujarno lalu mendobrak kamar Sujarno yang terkunci.

Istri Sujarno yang masih kebingungan kemudian diberitahu suaminya telah tewas. Polisi kemudian memasang garis polisi rumah Sujarno sebagai tanda larangan untuk dimasuki. Tak terkecuali istri Sujarno. Sedangkan jenazah Sujarno kemudian dievakuasi ke RS Bhayangkara Kediri.(red.J)