Breaking News

6 Fakta Kasus Video Porno 'Bocil Premium' di Grup Telegram

 

Dumai ,  reporter.web.id- Polres Dumai mengungkap kasus jual beli video porno anak lewat aplikasi Telegram. Pelaku berinisial Jack alias JP (22) menjual video pornografi anak lewat grup berlangganan. Berikut fakta-fakta kasus tersebut.

1. Dijual Rp 100 ribu-Rp 175 ribu
Kapolres Dumai AKBP Dhovan Oktavianton mengatakan kasus tersebut terungkap atas laporan yang diterima Satreskrim. Saat ditelusuri, dalam grup-grup Telegram tersebut berisi ratuasn member. Grup tersebut dibuat oleh pelaku JP. "Setelah ditelusuri ditemukan grup berisi ratusan member. Isinya video porno dan dibuat oleh pelaku JP," kata Dhovan. Pelaku JP akhirnya ditangkap di sebuah kafe di Jalan Teratai, Dumai Kota. Saat diinterogasi pelaku mengakui membuat grup tersebut. "Pelaku kami amankan saat lagi nongkrong di salah satu cafe. Saat diamankan pelaku langsung kami geledah dan interogasi, hasil interogasi pelaku mengakui," kata Kasat Reskrim Polres Dumai Primadona kepada detikSumut. Dalam handphone pelaku juga ditemukan banyak video porno dan didominasi diperankan anak di bawah umur. "Mayoritas video anak di bawah umur yang dijual. Jadi member untuk masuk grup itu bayar Rp 100-175 ribu, baru bisa masuk ke grup dan dia adminnya," kata Prima.

2. Grup diberi nama 'Bocil Premium'
Salah satu grup yang dibuat JP diberinama 'Bocil Premium'. Grup tersebut berisi ribuan video porno yang bisa diakses kapan saja oleh semua member. "Kalau sudah langganan bisa diakses oleh member. Jadi ada beberapa HP pelaku ini kita amankan isinya khusus video porno," kata Prima. Member grup bisa mengakses video porno anak jika sudah membayar langganan lewat transfer. "Jadi video dikirim terus oleh JP melalui handphone khusus. Setelah (jadi) memberlah, mereka bisa akses (video porno) kapan saja, jadi telah disiapkan oleh pelaku video-video porno atau video asusila," imbuh mantan Kasat Reskrim Polres Inhu tersebut. Selain grup 'Bocil Premium', pelaku juga memiliki grup lain dengan sistem VIP hingga VVIP. Grup-grup yang dibuat pelaku dengan tarif yang bervariasi.

3. Pelaku pernah jadi member
Sebelum menjadi admin, pelaku JP pernah menjadi member di akun yang juga menjualbelikan video porno di akun Instagram. Ia lalu mempelajari cara menjadi admin dan mengumpulkan video untuk dijual. "Pertama pelaku ini juga pernah member di grup-grup yang sama. Lalu dia kumpulkan video-video dan download dari situs untuk dijual," katanya. Namun dalam grup yang dibuatnya, pelaku mengelompokkan video dalam beberapa kategori, diantaranya anak-anak hingga orang dewasa.

4. Banyak permintaan video anak
Motif pelaku membuat grup khusus berisi video porno anak lantaran banyaknya permintaan dari member. Video-video yang dijualnya diambil dari situs-situs porno. "Pengakuan dia banyak member minta itu video anak-anak. Inilah kenapa banyak di grup itu isinya video asusila anak-anak, itu dia dapat dari situs-situs porno," katanya.

5. Keuntungan Rp 50 juga
Dalam satu tahun melakukan bisnis jual beli video porno di akun Telegram, pelaku JP mendapat untung hingga Rp 50 juta. Angka tersebut didapatnya dari tiga akun. "Keuntungan yang diperoleh sama pelaku selama 1 tahun beroperasi lebih Rp 50 juta. Memiliki pelanggan tetap lebih dari 100 pelanggan dan memiliki 3 akun Telegram yang menjual video muatan pornografi," kata Prima.

6. Polisi usut asal usul video
Polisi tak berhenti usai menangkap JP. Kini polisi juga mengusut asal usul video yang didapat JP dan dijual lewat Telegram. "Tetapi kita juga masih mengusut apakah ada video yang diproduksi sendiri. Masih didalami anggota," imbuh Kasat Reskrim. (red.i)
© Copyright 2022 - REPORTER.WEB.ID | Jaringan Berita Reporter Hari Ini