Magelang,   reporter.web.id - Memasuki Bulan Ramadan ini di Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, ada makanan khas yang banyak diburu warga. Makanan itu bernama jemunak yang memang hanya ada setahun sekali, setiap bulan puasa.

Jemunak ini merupakan makanan dari perpaduan antara ketela atau singkong dengan ketan. Awalnya, ketela dikupas kulitnya lalu dicuci bersih dan diparut.

Setelah itu ketela yang sudah diparut kemudian dikukus. Sedangkan beras ketan dikukus hingga setengah matang.

Nantinya, ketela dan ketan dicampur dan lalu dikukus sekitar 1 jam hingga matang. Setelah matang, terus ditumbuk di lumpang hingga menjadi kenyal.

Setelah ditumpuk hingga kenyal, baru jemunak ini dibungkus dengan daun pisang. Saat dibungkus ini, jemunak ditaburi kelapa parut dan juruh atau air gula jawa. Makanan ini siap disajikan untuk berbuka puasa.

"Ini ada setiap bulan Ramadan. Ciri khas untuk Desa Gunungpring. Disajikan untuk takjil," kata Ponisih (57), seoran
g penjual jemunak di Dusun Karaharjan, Desa Gunungpring


Ia menuturkan, bisnis jemunak ini sudah sangat lama dijalankan. Saat masih kecil, jemunak tersebut dibuat oleh sang nenek.

"Jemunak itu diartikan ketemu kepenak. Setelah puasa, bukanya sama jemunak," tambah Kasmirah (53), sang adik.

Ponisih menegaskan bahwa jemunak buatannya hanya bisa dikonsumsi saat Bulan Ramadan. Hal itu lantaran setiap ada orang yang memesan jemunak di luar bulan puasa tidak akan dilayani.

"(Di luar puasa) Dapat pesenan saja nggak mau," ujar Ponisih yang merupakan generasi kelima.

Saat bulan puasa, rata-rata per harinya menghabiskan ketela sekitar 25 kg. Kemudian, untuk beras ketan sebanyak 5 kg.

"Sekarang per bungkus dijual Rp 3.000 dari sini," katanya.

Pemesan pun terkadang datang dari luar Muntilan. Sebelumnya, pemesan sering datang dari Jogja.

Selain melayani pesanan di rumahnya, Ponisih juga menitipkan dagangannya di sejumlah warung. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa akan ada acara grebek jemunak.

"Nanti grebek jemunak tanggal 31 Maret (lokasi di Gunungpring), ada pesanan 1.000 bungkus jemunak," ujarnya.

Salah satu pembeli, Dwi Wuryaningsih (44) mengatakan, sudah langganan setiap Puasa Ramadan membeli jemunak. Biasanya ada juga temannya yang minta dipesankan.

"Sejak masih kecil sudah seperti saudara, rasanya enak. Tiap tahun beli untuk buka puasa, rasanya enak, terus dari yang lain-lain (pembuat) lebih enak di sini," ujar Dwi.

"Enak, legit, ada gurihnya juga (dari parutan kelapa). Ini baru pesan 10, soalnya ada teman, kadang saya promosikan juga sama teman-teman," tuturnya.(red.Al)