Breaking News

Sosok Nasywa, Siswa SMA Jambi yang Bersuara Soal Iklim di PBB

 


Jakarta,  reporter.web.id     - Nasywa Adivia Wardana menjadi pembicara pada pertemuan internasional perubahan iklim di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 30 November hingga 12 Desember 2023. Siswa SMA yang baru berusia 16 tahun itu berkesempatan menghadiri pertemuan PBB dengan petinggi negara lain.

"Ini merupakan pengalaman paling tinggi saya ikut jadi pembicara pada ajang pertemuan internasional di Dubai, bersama petinggi negara yang hadir pada pertemuan tahunan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang perubahan iklim atau Conference of Parties-United Nation Framework Convention on Climate Change (COP-UNFCCC) ke-28," kata Nasywa dalam Antara, Kamis (7/12/2023).

Pertemuan tingkat tinggi tahunan itu bertujuan untuk membahas penanganan perubahan iklim. Selain dihadiri para pemimpin dunia, konferensi ini juga dihadiri oleh pelaku usaha tingkat dunia, ilmuwan, termasuk para aktivis lingkungan hidup dari berbagai belahan dunia.

Nasywa hadir pada acara itu karena dinilai mampu melakukan aksi nyata dalam angka penanganan perubahan iklim. Diketahui, ia tergabung dalam organisasi Serikat Perempuan Indonesia (Seruni).

Tumbuh dengan Asap
Keberanian dan kepekaan sosial Nasywa lahir karena lingkungannya. Tumbuh dengan kabut asap di Provinsi Jambi, membuat Nasywa awas dengan kondisi sekitarnya.

"Sejak kecil saya sudah menjadi korban bencana kabut asap di Pulau Sumatera, khususnya di Provinsi Jambi dan tinggal di rumah berbulan-bulan ditemani masker dan tabung oksigen serta tidak bisa ke sekolah dan bermain dengan kawan sebaya," kata Nasywa.

Setiap harinya, ia mendengar tentang kabut asap akibat kebakaran lahan gambut dan hutan untuk perkebunan besar kelapa sawit. Nasywa dan anak-anak lainnya akhirnya sering terlibat aksi menuntut penanganan kabut asap, melakukan pelayanan terhadap korban asap, menulis puisi dan tampil menyanyikan lagu-lagu tentang alam.

Aktivis Lingkungan

Di usia remaja, Nasywa mulai terlibat dalam perjuangan dan kegiatan pemulihan lingkungan hidup secara langsung. Ia memutuskan tinggal dan melanjutkan sekolah di pedesaan, terlibat serta membangun taman ekologis Rivera Park di Kabupaten Tebo, dan mengubah tanah dan sungai yang rusak akibat pertambangan emas tradisional menjadi salah satu destinasi wisata andalan di Provinsi Jambi.

Selain COP-UNFCCC ke-28, Nasywa juga berkesempatan menjadi salah satu pembicara termuda mewakili Indonesia di COP28 Women and Gender Pavilion Session, bertajuk Young and Fearless the Powerful Voices of Young Women Enviromental Right Defenders.(red.al)


© Copyright 2022 - REPORTER.WEB.ID | Jaringan Berita Reporter Hari Ini