Breaking News

Tari Massal Warnai Peringatan Hari Guru Nasional di Kabupaten Kediri

 


KEDIRI,     reporter.web.id     – Peringatan Hari Guru Nasional di Kabupaten Kediri kemarin (25/11) kental dengan nuansa budaya. Ratusan pengajar memamerkan kepandaian mereka yang lain, di luar tugas utamanya. Mereka menari secara massal di lapangan Stadion Candabhirawa, Pare, tempat peringatan Hari Guru dipusatkan.

Beberapa tarian mereka peragakan. Salah satunya adalah tari Panjilaras. Tari dengan peserta terbanyak ini menjadi puncak penampilan para guru.

“Penari dan pengisi acara hampir seribu orang. Kami menyiapkan dalam waktu satu bulan,” jelas Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Mokhamat Muhsin yang ditemui di lokasi acara.

Selain Panjilaras, ada dua tarian yang ditampilkan. Pertama adalah tari remo. Tari yang digunakan sebagai penyambut tamu ini dimainkan oleh 165 guru perempuan.

Setelah itu ada tari Kupu-Kupu Manis. Tari kontemporer ini kreasi dari guru-guru TK Kabupaten Kediri. Para penarinya, berjumlah 350 orang, juga berasal dari guru-guru TK.

“Ini menunjukkan bahwa kehadiran guru bak bunga-bunga yang ada madunya. Semua anak dan anggota masyarakat berharap kebaikan dari bunga yang sedang mekar,” urai Muhsin.

Puncaknya adalah tari Panjilaras. Tari ini dimainkan oleh 225 guru perempuan dan laki-laki. Yang diangkat dari kisah Panji. Gerakan tari ini diciptakan oleh salah seorang guru di Kabupaten Kediri bernama Julia Sriwidastuti Setyaningrum. 

Dihubungi usai acara, Julia menjelaskan persiapan para penarinya tidak lama. Para guru yang terlibat hanya berlatih sebanyak tiga kali. Selang sepuluh hari langsung melakukan gladi bersih. Selanjutnya tampil pada perayaan Hari Guru Nasional kemarin. Sementara, guru yang dilibatkan berasal dari berbagai kecamatan yang ada. Mereka tak harus yang berbakat dalam menari. “Yang penting teman-teman semangat, terus mau panas, mau bergerak,” ucap guru di SMP Negeri 1 Kayenkidul ini penuh semangat.

Dia menjelaskan, ada beberapa peran untuk penari putri. Pertama umbul-umbul, gunungan, elang, si mbok, dan kipas. Sedangkan untuk penari putara hanya satu peran. Dalam mempersiapkan pentas ini, Julia tak sendirian. Dia memiliki tim yang terdiri dari lima orang. 

Yuni Sofianti, salah satu guru yang ikut menjadi penari Remo mengaku gembira. Dia merasa terhormat dan bangga bisa menunjukkan bakat. Pasalnya, biasanya dia hanya sebagai pengantar murid yang hendak menari.

“Kami itu nggak hanya bisa mengantar, tapi kami juga bisa menari. Ini pertama kali bagi guru, sebelumnya kan siswa (yang tampil),” ungkap guru SD Negeri Kanyoran ini.

Wanita yang akrab disapa Yuni itu kemudian memberikan secuil harapannya di hari guru. Dia berharap para guru bisa diberikan ruang untuk berkreasi.

“Atasan itu gelemlah nyawang. Memperhatikan guru-guru yang punya bakat,” harapnya.

Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa merasa kagum atas pertunjukan tari oleh guru-guru di Kabupaten Kediri. Dia mengatakan guru-guru juga memiliki bakat yang luar biasa selain mengajar murid.

“Kami kagum bagaimana mereka mengonsep, latihan, begitu kompak untuk menunjukkan kreativitasnya. Itu bukti nyata beliau-beliau bangga sebagai guru yang mana kita tahu gaji guru pun tidak banyak,” ungkapnya dengan menggebu-nggebu.

Terakhir, dia mengatakan bahwa akan ada tambahan insentif untuk para guru di 2024 nanti. Besar tambahan insentif itu sebesar Rp 7 miliar, yang sebelumnya sebesar Rp 14 miliar.

“Untuk seluruh guru Tapos (taman posyandu), TK, PAUD, SD, SMP,” tandasnya saat ditemui usai peringatan Hari Guru Nasional kemarin.(red.al)

© Copyright 2022 - REPORTER.WEB.ID | Jaringan Berita Reporter Hari Ini