Breaking News

Pemkot Kediri Masih Andalkan Bansos untuk Kurangi Kemiskinan, Ini Kata Pengamat Ekonomi


 KEDIRI,    reporter.web.id    – Kemiskinan menjadi permasalahan pelik hingga saat ini. Termasuk di Kota Kediri, yang memegang predikat kota paling bahagia. Di sini, masih 21 ribu jiwa penduduk miskin. Dengan 5,3 ribu jiwa di antaranya masuk golongan miskin ekstrem.

Selama ini, skema bantuan sosial (bansos) masih menjadi andalan untuk mengikis persoalan ini. Baik yang berasal dari Pemerintah Pusat, provinisi, maupun pemkot. Tentu saja dengan pengetatan agar yang sudah menerima bansos Pusat tidak mendapat yang dari provinsi maupun pemkot.

“Jadi tidak ada yang menerima dobel,"  kata Kepala Dinas Sosial Kota Kediri Paulus Luhur Budi.

Data terkini, sekitar 38 ribu jiwa di Kota Kediri menerima bansos. Ada yang berupa bantuan pangan, uang tunai, kesehatan, dan lain-lain.  Para penerima itu berasal dari warga yang kesulitan ekonomi, penyandang disabilitas, anak berhadapan dengan hukum, lanjut usia (lansia), orang terlantar, dan sebagainya.

“Ada juga yang diberikan kepada yayasan atau organisasi,” tambah Paulus.

Khusus untuk kemiskinan ekstrem,  Paulus mengatakan  tengah melakukan verifikasi data yang jumlahnya mencapai 5,3 ribu jiwa. Setelah  pengecekan lapangan, jumlahnya berkurang menjadi sekitar 2,5 ribu jiwa.

“Separuhnya. Tetapi ada data baru masuk sekitar 600 orang,” katanya yang kemudian menyebut total kemiskinan ekstrem antara 3 – 3,5 ribu jiwa.

Untuk mencapai target nol persen, Pemkot tengah melakukan profiling. Mereka yang masuk miskin ekstrem akan dilihat penyebabnya. Ketika permasalahannya pada pendidikan,  bantuan yang diberikan  berupa pendidikan gratis atau yang lainnya. Apabila  penyebabnya  karena kesehatan, bantuan diberikan dalam bentuk pengobatan atau lainnya.

Terpisah, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Nusantara PGRI Kediri Subagyo berpendapat pengentasan kemiskinan merupakah hal yang sulit. Daripada mengentaskan, kata yang lebih tepat adalah menurunkan.

Dalam upaya mengatasi permasalahan kemiskinan, bantuan sosial bisa menjadi salah satu alternatif. Sayangnya, hanya dalam jangka pendek. Pasalnya, besaran bansos juga memiliki keterbatasan.

“Bansos itu bisa, tetapi dilihat seberapa kuat pemberian bansos oleh pemerintah," tegasnya.

Dia berpendapat lebih baik bagi pemerintah  melakukan pemberdayaan daripada bantuan uang atau pangan. Yaitu pemberian keterampilan berusaha, bantuan modal, pelatihan, dan lainnya. Hal itu bisa menurunkan masalah kemiskinan untuk jangka panjang.

“Menjadikan mereka produktif. Pemberian bantuan uang bisa ditujukan kepada mereka yang berusia lanjut, disabilitas, sakit,”  jelasnya.

Di sisi lain, dalam menurunkan kemiskinan juga bisa dengan memberikan bantuan pendidikan dan jaminan kesehatan. Tak hanya itu, juga bisa dengan memperbaiki rumah tidak layak huni (RTLH).(red.al)

© Copyright 2022 - REPORTER.WEB.ID | Jaringan Berita Reporter Hari Ini