Surabaya, reporter.com - Rochmad Bagus Apryatna alias Roy, guru les musik pembunuh mahasiswi UBAYA Angeline Nathania atau NA menganiaya korban dengan cara yang keji. Tidak hanya mencekik dan membekap mulutnya, pelaku juga menjerat leher korban dengan tali kolor dari celananya.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pasma Royce yang memberikan penjelasan bagaimana cara pelaku membunuh korban. Dia menyebutkan bahwa pembunuhan itu terjadi pada 4 Mei 2023 setelah korban dan pelaku saling cekcok di dalam mobil Mitsubishi Xpander milik korban.
Hari itu, Roy dan Angeline yang sempat bermalam di dalam mobil di parkiran sebuah apartemen di kawasan Tenggilis Mejoyo berkeliling naik mobil untuk mencari orang yang mau menerima gadai mobil. Hingga mereka berhenti di suatu tempat dan terlibat cekcok.
"Mereka keliling sekitar 12.30 WIB. Di depan Kebun Bibit Wonorejo mobil berhenti. Mereka cekcok mulut, bertengkar. Pertengkaran diketahui oleh warga sekitar, karena korban berteriak-teriak. Akhirnya korban diikat dan dicekik," ungkap Pasma.
Korban yang sudah dalam keadaan terikat tidak hanya dicekik. Roy juga membekap mulut Angeline. Tidak cukup itu saja, Roy menjerat leher Angeline yang sudah tidak berdaya dengan tali kolor dari celananya hingga makin lemas dan tewas.
"Dicekik, dibekap mulutnya hingga lemas. Dan terakhir menggunakan tali di celananya (pelaku) dan akhirnya (korban) lemas dan meninggal dunia," tegas Pasma.
Mengenai pembunuhan ini, praktisi psikolog klinis dan forensik di Surabaya Riza Wahyuni SPsi MSi menilai Roy memiliki niat untuk membunuh dan sudah merencanakannya.
"Kalau saya lihat dia niat banget. Buktinya dia menghilangkan barang bukti dengan memasukkan jenazah ke koper. Berarti dia paham. Berarti sudah ada niat dan ini mengerikan," sambungnya.
Ya, setelah membunuh Angeline, Roy sempat pulang ke rumah mertuanya untuk mengambil koper yang kemudian dia pakai untuk membungkus jenazah Angeline. Tidak hanya itu, dia juga membeli sejumlah perlengkapan untuk menghilangkan jejak kejahatannya.
"Kembali ke rumah mertuanya untuk mengambil tas koper dan membeli tali rapling di toko daerah Rungkut. Korban dimasukkan (ke koper), kopernya dililit, dibungkus pakai plastik, sebanyak empat lapis," ujar Kapolrestabes Surabaya Kombes Pasma Royce, Jumat (9/6/2023).
Pada 5 Mei dini hari Roy membawa jasad Angeline yang sudah terbungkus koper dan dilapisi 4 lapis plastik itu ke Mojokerto. Dia membuang koper tersebut ke jurang di kawasan Pacet, Mojokerto.
"Dan pelaku membuang koper tersebut, tepatnya pada tanggal 5 Mei dini hari di sekitar tikungan jurang Gajah Mungkur, Jalan Pacet, Mojokerto," sebut Pasma.
Sebulan berselang, polisi mendapatkan informasi terkait adanya mayat yang dibuang dalam koper di Jurang Gajah Mungkur. Petugas hutan raya menerima informasi itu pada 3 Juni 2023.
Sebelumnya, Angeline putus komunikasi dengan keluarganya sejak 3 Mei 2023. Dua hari kemudian atau pada 5 Mei 2023 keluarganya melapor ke polisi.
Setelah menerima laporan itu, Sat Reskrim Polrestabes Surabaya menerjunkan Unit Resere Mobile (Resmob) ke lapangan untuk melakukan rangkaian penyelidikan, baik menghimpun keterangan saksi hingga rekaman kamera CCTV.
Polisi menyatakan mereka berhasil menyelidiki dan menangkap pelaku pembunuhan mahasiswi UBAYA dari rekaman CCTV salah satu apartemen. Orang terakhir yang bersama Angeline terlihat dalam rekaman CCTV itu adalah Roy, sang guru les musik.
Social Header