Surabaya, reporter.com - Dalam pekan ini, ada dua pembunuhan sadis di Jawa Timur yang terkuak. Dua pembunuhan ini memiliki sejumlah kesamaan. Pertama, mayat korban sama-sama dibuang ke jurang. Lalu, dua peristiwa ini memiliki motif sama yakni untuk merebut mobil korban.


Persamaan ketiga yakni dua pembunuhan ini juga terungkap berdasarkan laporan kehilangan keluarga korban. Laporan keluarga ke polisi membuat polisi melakukan penyelidikan hingga terungkap adanya pembunuhan ini.


Kasus pertama yakni pembunuhan mahasiswi Universitas Surabaya (Ubaya) Angeline Natahia (20). Warga Gunung Anyar Surabaya ini menjadi korban kesadisan guru les musiknya berinisial R. R tega mencekik korban hingga tewas dan memasukkan jasadnya ke dalam koper.


Jenazah Angeline kemudian dibuang di jurang kawasan Gajah Mungkur, Mojokerto. Penemuan ini tentu saja mengagetkan warga sekitar. Pasalnya lokasi tersebut jauh dari permukiman warga. Temuan mayat ini berawal dari laporan orang hilang di Surabaya.


Korban dilaporkan hilang usai berpamitan kuliah sejak Rabu (3/5) pukul 15.00 WIB. Saat dilaporkan hilang, ia membawa mobil Mitsubishi Xpander warna abu-abu nopol L 1893 FY.


"Yang bisa kami dapatkan keterangan dari tersangka atau pelaku ini bahwa yang bersangkutan sakit hati lalu melakukan pembunuhan dengan mencekik korban," kata Kasat Reskrim AKBP Mirzal Maulana, Kamis (8/6/2023).


Selain itu, Mirzal menyebut, R juga ingin menguasai harta korban. Ia mengatakan, mobil Xpander milik AN dibawa lari dan digadaikan. "Dia ingin menguasai harta karena mobilnya pun digadaikan," imbuhnya.


Pembunuhan kedua menimpa Apris Fajar Santoso (29), driver taksi online di Malang. Warga Desa Clumprit, Kecamatan Pagelaran, Malang ini hilang seusai mengantarkan penumpang menuju Pantai Balekambang di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Malang.


Ia hilang seusai menerima order dari titik penjemputan di Jalan Panglima Sudirman, Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (3/6/2023), sekitar pukul 16.30 WIB. Lalu, Apris ditemukan tewas di Piket 0 Km 57 Desa Sumberwuluh, Pronojiwo, Lumajang Rabu (7/6).


Pelaku pembunuhan ini yakni duo pengamen Exza Chandra Dwipa (29) dan Ahwan Nuroh (35). Keduanya telah merencanakan pembunuhan sejak 1 Juni 2023. Mereka sengaja memilih taksi online untuk menguasai kendaraan yang digunakan.


"Tersangka memang sudah merencanakan sejak 1 Juni 2023, sasarannya adalah pengemudi taksi online. Untuk korban dipilih secara random," tegas Kasat Reskrim Polres Malang Iptu Wahyu Rizki Saputro dalam konferensi pers di Mapolres, Kamis (8/6/2023).


Menurut Wahyu, tersangka secara detil untuk melancarkan aksinya. Dimulai dengan menggunakan kartu telepon sekali pakai untuk digunakan order taksi online.


Selain menggunakan kartu seluler sekali pakai, para tersangka juga menggunakan kartu identitas orang lain saat melakukan pemesanan taksi online. Rencana tujuan ke Pantai Balekambang juga menjadi bagian dari skenario.


Para tersangka juga mempersiapkan tali tampar sebagai alat membunuh korban. Termasuk rute order taksi online dengan tujuan Pantai Balekambang.


Mereka juga merencanakan membuang mayatnya di Pantai Balekambang. Namun hal itu urung dilakukan, lantaran ramai pengunjung pada Sabtu (3/6) kondisinya sedang ramai pengunjung. Rencana pun berubah dan mayat dibuang ke jurang di Lumajang.


"Kemudian mereka menuju Pantai Balekambang, karena sesuai rencana setelah dibunuh korban akan dibuang di kawasan pantai. Tapi karena ramai pengunjung, mereka membatalkan dan merubah rencana menuju Piket Nol untuk membuang jasad korban," ungkap Wahyu.


Kedua tersangka dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Sejumlah barang bukti ikut disita polisi, termasuk mobil Toyota Calya yang diketahui disembunyikan di rumah tersangka Exza saat dilakukan penangkapan. (red)