Pasuruan, reporter.com - Sebanyak 17 desa di Kabupaten Pasuruan berpotensi mengalami kekeringan. Pemkab Pasuruan akan menetapkan status siaga bencana kekeringan di sejumlah wilayah.
Plt Kepala Pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Pasuruan, Ridwan Harris, mengatakan belasan desa itu tersebar di 6 kecamatan. Yakni Kecamatan Lumbang, Winongan, Pasrepan, Kejayan, Lekok dan Gempol.
"17 desa di 6 kecamatan berpotensi kekeringan," kata Harris, Kamis (8/6/2023).
Harris mengatakan dari belasan desa itu, sejumlah desa tidak seluruh dusunnya mengalami kekeringan. Namun hanya dua sampai tiga dusun yang kekeringan karena sumber air hilang.
"Kekeringannya tidak full satu desa. Tapi hanya beberapa dusun," jelasnya.
Menurut Harris, mengantisipasi dampak kekeringan, pemkab akan menetapkan status siaga bencana. Penetapan status siaga bencana bukan tanpa sebab, melainkan berdasarkan rekomendasi seluruh stake holder terkait.
"Terlebih ketika BMKG memprakirakan bahwa per 1 Juni sudah memasuki musim kemarau. Maka setelah kami rapat bersama stake holder terkait hasil prakiraan BMKG dan kondisi eksisting air di wilayah Tahura dan Perhutani, maka status siaga kekeringan dan kebakaran hutan akan diberlakukan, tinggal menunggu persetujuan Bupati Pasuruan," jelas Harris.
Dengan status siaga bencana kekeringan yang akan diberlakukan, pemkab bisa melakukan dropping air bersih ke seluruh wilayah tersebut. Seluruh armada sudah siap untuk membantu menyalurkan air bersih untuk warga terdampak.
"Intinya sudah siap armada. Dari BPBD, Cipta Karya, PDAM, PMI, Dinas Sosial dan yang lain," singkatnya.
Untuk masyarakat terdampak, Harris menghimbau agar warga bisa segera melakukan normalisasi saluran air, dan mulai menghemat penggunaan air di setiap harinya.
"Yang harus dilakukan masyarakat, segera bersih-bersih saluran air, karena biasanya setelah hujan ada saluran yang tertimpa sampah dan lain-lain. Juga jangan lupa untuk mulai menghemat penggunaan air," ungkapnya. (red)
Social Header