Breaking News

Perkumpulan Alumni Papua Jawa Timur Menegaskan 1 Mei Sebagai Hari Integrasi Papua Pada Bingkai NKRI

  



Papua, reporter.com -, Tanggal 1 Mei mayoritas selalu diidentikan dengan Hari Buruh Internasional. Namun bagi khusus warga Papua, ada perayaan lain setiap tanggal tersebut, yakni Hari Integrasi Papua ke dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 


Sejarah mencatat, sekitar 60 tahun yang lalu, tepatnya 1 Mei 1963, United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) resmi menyerahkan wilayah Irian Barat (sekarang Papua) yang sebelumnya dikuasai Belanda kepada Pemerintah Indonesia. Di hari yang sama, bendera Merah Putih kembali dikibarkan di Bumi Cendrawasih. 


Adapun perjuangan Pembebasan Irian Barat diawali Presiden Soekarno 19 Desember 1962 dengan mengumumkan Tri Komanda Rakyat (Trikora) di Alun-alun Yogyakarta untuk:


1. Gagalkan Pembentukan Negara Boneka Papua buatan Belanda (1 Desember 1961)

2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat

3. Tanah Air Indonesia,

Bersiaplah Untuk Mobilisasi Umum Guna Mempertahankan Kemerdekaan dan Kesatuan Tanah Air dan Bangsa,

dengan membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat yang dipimpin oleh Soeharto (Presiden RI ke-2). Sementara itu, dunia internasional mengakui secara sah Papua bagian NKRI setelah Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) tahun 1969.


Hal ini kemudian ditegaskan kembali oleh Ketua Perkumpulan Alumni Papua (PAP) Jawa Timur Oktavianus Halley dalam pernyataanya. 


"Fakta sejarah menyatakan bahwa sejak 1 Mei 1963 Papua telah terintegrasi kepada Bingkai NKRI dan hingga saat ini kita masih berada pada bingkai itu" 


Oktavianus Halley juga menghimbau kepada semua pihak harus ikut membangun Papua dalam memaknai peringatan 1 Mei 1963 ini, seperti dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sektor kesehatan, pendidikan, infrastruktur serta ekonomi. 


"Marilah kita mengisi atau maknai integrasi ini dengan meningkatkan kualitas SDM kita, juga meningkatkan sarana - prasarana, ekonomi, pendidikan dan kesehatan" 


Sayangnya, terdapat kelompok di Papua yang berusaha mengingkari sejarah. Padahal, sejarah sudah sedemikian gamblang menjelaskan Papua final NKRI.  Namun tetap saja mereka sibuk membuat narasi negatif bahwa terdapat cacat sejarah bergabungnya Papua dengan NKRI yang tidak lain demi ambisi pribadi merdeka. Hal ini tentu mendapat penolakan dari Perkumpulan Alumni Papua (PAP) Jawa Timur.


"Bahwa secara de facto dan de jure Papua adalah bagian dari Republik Indonesia. Oleh sebab itu saya juga menghimbau kepada teman - teman Papua yang berbeda pendapat dengan saya (1 Mei), jangan memanfaatkan isu - isu ini atau memutar balikkan fakta ini untuk kepentingan - kepentingan pribadi maupun kelompok"


Pungkas Oktavianus Halley dalam statment pernyataan peringatan 1 Mei.

© Copyright 2022 - REPORTER.WEB.ID | Jaringan Berita Reporter Hari Ini