Breaking News

Simak Alasan Kenapa Lowongan Pekerjaan Harus Ada Batasan Usia

 

Jakarta, reporter.com - Kesal dengan banyaknya lowongan kerja ada batasan usia? Kita yang mulai menua pasti muak dengan klasifikasi semacam ini, bukan?

Biasanya setiap lowongan kerja memiliki batasan usia, umumnya usia maksimal adalah 27-30 tahun. Namun sepertinya hanya anak-anak di usia tertentu yang perlu bekerja, dan mereka yang sudah masuk kepala tiga tidak perlu bekerja di mata perusahaan.

Menurut kamu mengapa perusahaan memberlakukan batasan usia seperti ini? Apakah murni karena masih melekat pada budaya ageism, atau ada pertimbangan lain yang sering kita reduksi menjadi budaya ageism?

Masih Paling Produktif di Indonesia

Di Indonesia, usia produktif biasanya antara usia 20-an hingga 30-an. Di usia ini, banyak orang lebih tertarik untuk bekerja dan menghasilkan uang. Apalagi, pekerja di usia awal 20-an hingga 30-an masih memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas secara normal.

Hal ini didukung oleh beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa orang Indonesia sudah rentan terhadap penyakit pada usia 30-an dan awal 30-an. Sebut saja penyakit diabetes, asam urat, dan lain-lain. Masalah kesehatan ini mempersulit orang berusia di atas 30 tahun untuk bekerja dibandingkan mereka yang berusia di bawah 30 tahun.

Biasanya lowongan terbuka untuk karyawan tingkat staf. Karyawan pada level ini membutuhkan mobilitas yang lebih baik daripada atasannya. Oleh karena itu, mempekerjakan anak-anak di usia awal 20-an-30-an mungkin menjadi pilihan terbaik untuk sebuah perusahaan.

Ada Potensi Nggak Fokus Kerja

Ternyata batasan usia menjadi salah satu filter lajang atau nggaknya calon karyawan tanpa perlu mencantumkan klasifikasi soal hubungan.

Menurut mereka, para pelamar yang berusia 30-an ke atas seringkali tidak lagi fokus bekerja karena harus berbagi perhatian dengan keluarga.

Tidak seperti atasan dan karyawan senior, karyawan baru harus beradaptasi dengan cara kerja perusahaan. Oleh karena itu, jika mereka sudah menikah, penyesuaian ini mungkin akan terganggu.

Karyawan baru berusia 30-an yang kebetulan sudah berkeluarga, karena masih harus mengurus keluarga, fokus kerjanya akan terpecah. Jika hal-hal yang ditakutkan perusahaan terjadi, maka kinerja perusahaan akan terganggu, karena karyawan baru yang kebetulan sudah tua tidak dapat segera beradaptasi dengan kebutuhan perusahaan.

Biaya Gaji yang Terlalu Tinggi

Hal lain yang dipertimbangkan perusahaan mengapa lowongan pekerjaan memiliki batasan usia adalah pertanyaan tentang ekspektasi gaji.

Orang berusia 20-an hingga awal 30-an tidak memiliki ekspektasi gaji setinggi orang berusia 30-an dan lebih tua.

Pertimbangan ekspektasi gaji ini tentunya tidak terlepas dari kebutuhan ekonomi masyarakat usia 30-an ke atas, jauh lebih banyak dibandingkan mereka yang berusia awal 20-an dan 30-an.

Konon ada pertimbangan keluarga, kalau yang berumur 30-an mendaftar pasti akan mempertimbangkan pendapatan keluarga. Gaji UMR atau UMR ke atas agak kentara dan bukan pilihan bagi pelamar usia 30-an ke atas. Selain makan, mereka juga mencari nafkah untuk anak, pasangan atau cicilan, dan biaya perumahan.

Pada saat yang sama, orang berusia 20-an dan 30-an umumnya tidak memiliki tuntutan hidup yang tinggi. Perusahaan dapat menawarkan gaji yang lebih rendah daripada mempekerjakan orang berusia 30-an ke atas.

Kekhawatiran lainnya adalah jika perusahaan asal menggaji karyawan baru dengan gaji tinggi, akan timbul masalah saling cemburu karena seorang bapak yang gajinya cukup tinggi.

Perusahaan juga khawatir jika gaji yang dibayarkan tinggi, kinerja orang ini akan lebih rendah dari harapan mereka, bahkan lebih rendah dari karyawan baru yang masih muda, dan tentu saja gajinya akan lebih rendah.

Susah Diberitahu

Nah, masalah terakhir yang menjadi alasan kenapa kok lowongan kerja ada batasan usia adalah soal memberi tahu para karyawan.

Kita sudah tahu sendiri bahwa orang yang lebih tua berjuang lebih baik daripada orang yang lebih muda. Perusahaan percaya bahwa orang yang berusia di atas 30 tahun lebih sulit “diberitahu” daripada orang yang lebih muda.

Jika mereka harus mempekerjakan pria yang tidak patuh, mereka akan berpikir dua kali. Mungkin mereka tidak bekerja dengan cara yang benar, tetapi karena mereka merasa “tua”, para pendatang lama ini akan melawan bos mereka. Parahnya, kata HRD, jika pimpinan perusahaan lebih muda. Jelas akan merepotkan. (red.bs)

© Copyright 2022 - REPORTER.WEB.ID | Jaringan Berita Reporter Hari Ini