Berdasarkan data terbaru, tingkat inflasi Kota Bandung pada Oktober 2025 tercatat 2,53 persen (year-on-year) — lebih rendah dibandingkan Provinsi Jawa Barat (2,63 persen) dan nasional (2,86 persen). Farhan menyebut angka tersebut menunjukkan kondisi ekonomi Kota Bandung masih stabil, namun perlu diwaspadai lonjakan harga menjelang libur panjang akhir tahun.
“Bandung ini kota wisata. Mobilitas tinggi menjelang Nataru bisa jadi peluang ekonomi, tetapi juga ancaman inflasi kalau tidak diatur. Kami harus pastikan semua nyaman — yang berlibur, yang berjualan, maupun yang merayakan,” ujar Farhan, Rabu (12/11/2025).
Empat Langkah Strategis Pengendalian Inflasi
Farhan memaparkan empat langkah utama yang akan dijalankan Pemkot Bandung untuk menjaga stabilitas harga:
Menjamin Ketersediaan Pangan.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) diminta memastikan stok bahan pokok aman. Farhan juga menekankan pentingnya memperkuat program Buruan SAE.“Buruan SAE jangan hanya dianggap kebun kecil warga. Itu punya nilai strategis menenangkan psikologi publik,” tuturnya.
Menata Rantai Pasokan dan Pasar.
Ia menilai kebersihan dan tata kelola pasar berpengaruh besar terhadap distribusi logistik.“Masalah sampah di pasar bisa ganggu distribusi. Kalau izinnya ditutup karena pelanggaran lingkungan, bisa lumpuh rantai pasokan,” tegasnya.
Menggerakkan Pasar Murah.
Pemkot Bandung siap menggelar pasar murah jika terdeteksi lonjakan harga bahan pokok.“Dampaknya memang tidak besar secara ekonomi, tapi bisa menenangkan masyarakat. Itu yang kita butuhkan, rasa percaya dan tenang,” ujarnya.
Memperkuat Komunikasi Publik.
Dinas Kominfo diminta aktif menyampaikan informasi ekonomi secara terbuka, tidak hanya melalui situs web.“Buat dialog dengan pelaku usaha, media, dan masyarakat. Edukasi publik penting agar tidak panik menghadapi fluktuasi harga,” kata Farhan.
Fokus pada Pertumbuhan Ekonomi yang Berkeadilan
Selain menjaga inflasi, Farhan juga menyoroti tantangan peningkatan kualitas tenaga kerja di Bandung. Menurutnya, penurunan tingkat pengangguran terbuka harus dibarengi dengan pertumbuhan sektor formal yang lebih produktif.
“Kalau yang tumbuh hanya sektor informal, produktivitasnya tidak stabil. Kami ingin pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan. Ekonomi Bandung harus tumbuh dengan pemerataan,” ujarnya.
Farhan menegaskan, koordinasi lintas dinas akan terus diperkuat hingga akhir tahun untuk memastikan stabilitas harga pangan dan ketenangan masyarakat di musim libur mendatang.
Social Header