Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik pada Senin pagi. Asap putih terlihat membumbung dari puncak gunung, dengan ketinggian mencapai 500 hingga 1.000 meter, menandakan adanya pergerakan energi dari dalam tubuh gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru menyampaikan kepada awak media bahwa secara visual kondisi puncak gunung terlihat cukup jelas pada pagi hari, meski sesekali tertutup kabut tipis. Asap yang keluar dari kawah utama tercatat berwarna putih dengan intensitas sedang, yang merupakan indikasi adanya pelepasan gas dari aktivitas internal gunung api.
Sementara itu, kondisi cuaca di sekitar kawasan Semeru berada dalam keadaan berawan hingga mendung, dengan suhu udara berkisar 21–22 derajat Celsius. Angin bertiup lemah ke arah timur. Dalam rentang waktu enam jam, mulai pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, alat seismograf mencatat setidaknya 44 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo antara 10–22 mm dan durasi 64–147 detik. Aktivitas ini menunjukkan bahwa tekanan dari dalam gunung masih terus berlangsung.
Selain gempa letusan, aktivitas vulkanik lainnya juga terpantau. Petugas mencatat satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 8 mm berdurasi 52 detik, serta tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 3–30 mm dan durasi 51–284 detik. Variasi kegempaan ini menjadi salah satu dasar penetapan status Gunung Semeru tetap berada pada Level IV atau Awas.
Dengan status tertinggi tersebut, otoritas vulkanologi memberikan sejumlah rekomendasi tegas kepada masyarakat. Warga dilarang beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga radius 20 kilometer dari puncak, mengingat wilayah tersebut merupakan jalur luncuran awan panas yang paling sering terdampak. Di luar zona itu, masyarakat juga diimbau tetap menjauhi bantaran sungai minimal 500 meter karena potensi luncuran lahar dan material panas masih cukup tinggi.
Selain itu, warga diminta tidak mendekati area dalam radius delapan kilometer dari kawah utama untuk menghindari bahaya lontaran batu pijar. Sungai-sungai yang berhulu di puncak Semeru seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat, dan aliran kecil lain yang mengarah ke wilayah permukiman juga menjadi area yang perlu diwaspadai karena rawan aliran lava dan lahar saat curah hujan meningkat.
Dalam catatan petugas pos, Semeru kembali mengalami erupsi pada Senin, 24 November 2025 pukul 03.04 WIB. Meski secara visual letusan tidak tampak jelas akibat faktor cuaca, aktivitas tersebut terekam jelas pada seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 142 detik, menegaskan bahwa aktivitas vulkanik Semeru masih berlangsung dinamis.
Masyarakat di sekitar lereng Semeru diharapkan tetap tenang namun meningkatkan kewaspadaan, serta mengikuti seluruh arahan dari pihak berwenang untuk meminimalisasi risiko bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
(Red.EH)
Social Header