KEDIRI, reporter.web.id – Peristiwa kebakaran yang melanda rumah Nurhayati dan Fatkulloh di Kelurahan Jamsaren, Kecamatan Pesantren, Selasa (9/7/2025), menarik perhatian Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati. Sekitar pukul 15.00 WIB, ia menyambangi lokasi kejadian untuk memberikan dukungan langsung dan memastikan penanganan cepat bagi keluarga korban.
Dengan didampingi jajaran, Vinanda berbincang dengan Nurhayati yang tampak masih syok atas kejadian yang menghanguskan separuh bangunan rumah sekaligus warung nasi goreng miliknya.
"Kehadiran saya di sini adalah bentuk empati dan perhatian dari Pemkot Kediri. Kami juga membawa bantuan awal berupa paket sembako dan selimut," ujar Vinanda.
Melihat kondisi rumah yang nyaris tak layak huni, Vinanda langsung menginstruksikan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) untuk melakukan kajian teknis, agar bangunan bisa segera diperbaiki.
“Kalau semua syarat administrasi sudah terpenuhi, tentu akan kita bantu pembangunan ulangnya melalui program pemerintah,” tambahnya.
Vinanda juga menekankan pentingnya penguatan edukasi tentang pencegahan kebakaran. Ia menyebut, kampanye mitigasi bencana, terutama kebakaran domestik, akan digencarkan untuk mengurangi risiko serupa.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Kediri, Joko Arianto, mengungkapkan bahwa dari hasil asesmen tim, rumah yang terbakar tidak bisa lagi ditempati. Untuk sementara, pemilik rumah akan tinggal bersama keluarga mereka yang tidak jauh dari lokasi.
"Kerusakan sangat parah. Bahkan sebagian besar struktur hangus. Saat ini masih dalam tahap pembersihan puing. Perkim akan segera menindaklanjuti proses selanjutnya,” tutur Joko. Ia juga mengingatkan masyarakat agar memanfaatkan Layanan Darurat Lapor Mbak Wali 112 jika terjadi kejadian serupa.
Pemicunya Kompor, Kerugian Ditaksir Rp75 Juta
Musibah kebakaran tersebut dipicu dugaan kelalaian Nurhayati (63) yang diduga lupa mematikan kompor gas usai menggoreng ayam. Insiden bermula sekitar pukul 07.55 WIB. Saat itu, Nur berada di dalam rumah, sementara suaminya, Fatkulloh (59), sedang berjalan pagi di kawasan SLG.
Nur sempat merasakan keanehan saat menyalakan kompor karena mencium bau gas. Setelah selesai memasak, ia mengaku langsung mematikan kompor, namun ternyata tuas masih berada dalam posisi menyala.
Tak lama setelah meninggalkan dapur, Nur melihat api mulai menyala dari area regulator gas. Ia sempat mencoba memadamkan api dengan air, namun kobaran justru membesar. Panik, ia berteriak minta tolong dan warga segera berdatangan.
"Pompa airnya dipateni! Cepat dipateni!" seru warga yang mengingatkan Nur agar mematikan sumber listrik di rumah.
Sebanyak tiga unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi. Tim Damkar berjibaku di area permukiman padat dan berhasil memadamkan api sekitar pukul 09.15 WIB.
Fatkulloh, pemilik rumah, mengaku tak terkejut atas penyebab insiden tersebut. Ia bahkan menyebut karakter sang istri yang memang sering lupa.
“Dulu saya kerja di luar kota, tapi pulang karena tahu istri saya memang pelupa. Setelah api padam, saya cek kompor, ternyata tuasnya masih posisi ‘on’,” ungkap pria yang akrab disapa Kul itu.
Kepala UPT Damkar Kota Kediri, Fanny Eryanto, menyebut total kerugian akibat kebakaran tersebut diperkirakan mencapai Rp75 juta. Berbagai perabot, alat memasak, dan sebagian bangunan rumah hangus terbakar.
Namun, masih ada aset senilai sekitar Rp525 juta yang berhasil diselamatkan.
Sementara itu, Kapolsek Pesantren Kompol Siswandi membenarkan bahwa penyebab utama kebakaran diduga kuat berasal dari kompor gas yang tidak dimatikan setelah digunakan.
“Dari hasil pemeriksaan dan keterangan saksi, api berasal dari alat masak. Dugaan kuat karena kompor tidak dimatikan setelah memasak,” jelasnya.(red.al)
Social Header